Konten Media Partner

Budaya Tupping Lampung Akan Ditonjolkan Dalam Festival Krakatau 2023

20 Juni 2023 19:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Sekala Bekhak di Kabupaten Lampung Barat. | Foto : Kemenparekraf RI
zoom-in-whitePerbesar
Festival Sekala Bekhak di Kabupaten Lampung Barat. | Foto : Kemenparekraf RI
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Lampung akan menonjolkan budaya Tupping dan tutup kepala dalam gelaran Festival Krakatau tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Festival Krakatau 2023 akan berlangsung pada 8 Juli 2023 mendatang yang akan dipusatkan di PKOR Way Halim, Bandar Lampung.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadis Parekraf) Provinsi Lampung, Bobby Irawan mengatakan, budaya Tupping telah mengakar di beberapa kabupaten di Lampung, seperti Sekura di Lampung Barat, Tupping di Lampung Selatan, dan budaya Nyubuk di masyarakat Pepadun. Budaya-budaya tersebut yang akan diangkat dalam Festival Krakatau 2023.
"Saya berharap tahun-tahun ke depan budaya Tupping ini menjadi karakter yang kuat dari Festival Krakatau. Kita akan selalu mengangkat budaya Tupping dalam setiap penyelenggaraan Festival Krakatau di tahun-tahun ke depan," Kata Bobby Irawan dalam keterangannya, Selasa (20/6).
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan. | Foto : Dok. Disparekraf Lampung
Bobby menjelaskan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung juga akan menawarkan kegiatan festival yang unik. Di mana masyarakat akan diajak terlibat secara aktif, baik sebagai penonton maupun peserta kirab.
ADVERTISEMENT
"Baik yang menonton dan yang kirab, semua mengenakan Tupping, menggunakan tutup kepala dan ini akan kita lombakan untuk masyarakat. Sehingga masyarakat akan merasa memiliki, bahwa ini adalah festival milik masyarakat Lampung, bukan festival milik kelompok tertentu," jelasnya.
Dalam gelaran Festival Krakatau 2023, pihaknya juga nantinya akan mengundang beberapa provinsi lainnya untuk ikut terlibat.
"Menjadi bagian dari strategi kita untuk mengembangkan pariwisata di Provinsi Lampung, kita juga akan mengundang beberapa provinsi yang memiliki budaya topeng, budaya tutup kepala. Seperti Provinsi Bali, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan lainnya," ujarnya.
"Dengan mengundang provinsi lain, berarti Festival Krakatau tahun ini levelnya nasional," imbuhnya.
Ilustrasi budaya Tupping di Lampung. | Foto : Dok. Itera
Bobby menjelaskan, alasan pihaknya menggelar Festival Krakatau tahun 2023 hanya satu hari ini. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari strategi mengumpulkan massa dan untuk lebih menggaungkan.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau dilaksanakan beberapa hari, minat masyarakat akan terpecah-pecah. Sekarang kami pusatkan di satu tempat di PKOR Way Halim dan diadakan satu hari penuh," jelas dia.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga membeberkan beberapa rangkaian yang akan digelar selama Festival Krakatau 2023.
"Kami akan melibatkan anak-anak sekolah dalam acara mewarnai topeng di pagi hari, kemudian pemecahan rekor MURI oleh komunitas dan stakeholder kuliner dan ada kirab budaya sebagai menu utama di siang hari," bebernya.
"Dan di malam hari akan ada hiburan rakyat yang mendatangkan artis asal Lampung yang sudah cukup terkenal di nasional," sambungnya.
Di sisi lain, terkait tour ke Gunung Anak Krakatau (GAK) seperti Festival Krakatau sebelumnya, Bobby mengungkapkan hal itu tidak akan dilaksanakan pada bulan Juli, mengingat GAK juga masih aktif.
ADVERTISEMENT
"Jika memungkinkan akan dilaksanakan pada post event di akhir Agustus. Selain sedang aktif-aktifnya, kondisi Gunung Anak Krakatau juga sudah berbeda dari sebelumnya," ungkapnya.
Dia berharap dalam gelaran Festival Krakatau tahun 2023 ini nantinya dapat meningkatkan popularitas Lampung secara nasional dan global.
"Untuk penonton kita targetkan minimal lima ribu sampai sepuluh ribu orang akan datang pada acara festival ini. Dan saya yakin jumlah ini akan terlampaui," tandasnya. (Lih/Ans)