Konten Media Partner

Deklarasi Istiqlal: Tradisi Beragama di Lampung untuk Perdamaian Dunia

10 Desember 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salam moderasi dalam pembukaan Deklarasi Istiqlal | Foto : Eka Febriani / Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Salam moderasi dalam pembukaan Deklarasi Istiqlal | Foto : Eka Febriani / Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menjadi tuan rumah dalam acara Deklarasi Istiqlal dalam spirit tradisi beragama di Lampung dengan tema 'Tradisi Beragama di Lampung untuk Perdamaian Dunia', pada Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
Acara ini berkolaborasi dengan Jaringan Gusdurian Lampung dan Kementerian Agama, sebagai wujud komitmen dalam memperkuat kerukunan antarumat beragama di Lampung.
Rektor UIN Raden Intan, Prof. Wan Jamaluddin, menegaskan bahwa Lampung memiliki fondasi nilai-nilai kearifan lokal yang kuat, seperti falsafah Pi'il Pesenggiri.
"Lampung, dengan keberagaman budaya dan agama, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi teladan kerukunan antarumat. Pi'il Pesenggiri dengan lima prinsipnya, yaitu pesenggiri, julukadek, nemui nyimah, nengah nyapur, dan sakai sambayan, adalah fondasi harmonisasi masyarakat," ungkapnya.
Ia juga menekankan peran UIN Raden Intan sebagai the greenest campus di Indonesia, yang berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal ke dalam kurikulum pendidikan, penelitian, serta dialog antaragama.
"Melalui pendidikan multikultural, riset, dialog antaragama, dan kegiatan sosial, UIN Raden Intan berkontribusi untuk mewujudkan harmoni di tengah keberagaman," tambahnya.
Rektor UIN Raden Intan, Prof. Wan Jamaluddin dalam acara Deklarasi Istiqlal | Foto : Eka Febriani / Lampung Geh
Prof. Wan menggarisbawahi bahwa tantangan global, seperti konflik antarbangsa dan perubahan iklim, menuntut semangat baru dalam mewujudkan harmoni.
ADVERTISEMENT
"Semangat Deklarasi Istiqlal ini adalah wujud nyata komitmen kita dalam menjaga keharmonisan. Mari kita jadikan Lampung sebagai contoh bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan," ujarnya.
Deklarasi Istiqlal ini diharapkan menjadi tonggak dalam memperkuat Lampung sebagai contoh keberagaman yang harmonis.
"Mari kita jadikan Lampung sebagai bukti bahwa perbedaan adalah anugerah, dan harmoni adalah hasil kerja bersama," pungkasnya.
Sementara itu, Ganjar Jationo, Staf Ahli Gubernur Lampung bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, mewakili Pj. Gubernur Lampung, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini.
"Lampung adalah provinsi yang kaya akan keberagaman budaya dan agama. Falsafah lokal seperti Pi’il Pesenggiri telah mengajarkan kita untuk memuliakan martabat, menjaga keharmonisan, dan bergotong royong. Nilai-nilai ini harus terus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari," tegas Ganjar.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Deklarasi Istiqlal menjadi momentum penting untuk mempertegas komitmen masyarakat Lampung dalam mengelola keberagaman demi perdamaian dunia.
"Melalui deklarasi ini, kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirayakan," ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan lokal sebagai narasumber, di antaranya, KH. Marzuki Wahid, tokoh Jaringan Gusdurian, Dr. Ahmad Suaedy, Ketua PBNU dan Dekan Fakultas Islam Nusantara UNUSIA Jakarta, M. Fadhil Nurdin, Akademisi Budaya Lampung, Prof. KH. Moh. Bahrudin, Akademisi UIN Raden Intan Lampung, Pdt. Samuel D. Luas, Ketua 1 PGIW Lampung dan I Wayan Mustika, Ketua Ikatan Cendekiawan Hindu Regional Lampung.
Deklarasi Istiqlal ini juga dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan budaya, akademisi, serta mahasiswa dari berbagai institusi. (Cha/Ansa)
ADVERTISEMENT