Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Dialog Kebudayaan Lampung: Mempertahankan Tradisi di Era Modernisasi
6 September 2024 22:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Kelompok Studi Kader (Klasika) Lampung, berkolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 7 Bengkulu dan Lampung, menyelenggarakan dialog kebudayaan di Aula DPD KNPI Provinsi Lampung, pada Jumat (6/9).
ADVERTISEMENT
Bertema "Hidupkan Tradisi Lampaui Modernisasi", acara ini bertujuan sebagai upaya melestarikan warisan budaya di tengah arus modernisasi.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama: Edy Samudra Kertagama (sastrawan Lampung), Udo Z. Karzi (budayawan Lampung), dan Alexander GB (Pimpinan Rumah Kebudayaan KoBER).
Direktur Klasika Lampung Ahmad Mufid, mengungkapkan keprihatinan mengenai rendahnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.
"Kita dihadapkan pada bonus demografi, namun aktivitas produktif dalam pemajuan kebudayaan dan kearifan lokal masih minim," ujarnya.
Ia menambahkan dengan adanya dialog ini harapannya mendorong generasi muda untuk lebih peduli dan terlibat dalam upaya melestarikan tradisi dan kebudayaan, termasuk aksara dan seni Lampung yang mungkin terabaikan.
Sementara, Pamong Budaya Ahli Madya BPK Wilayah 7 Bengkulu Lampung, Rois Leonard Arios, menyatakan pentingnya menjaga warisan budaya di tengah modernisasi.
ADVERTISEMENT
"Modernisasi membawa dampak signifikan terhadap budaya lokal. Pengaruh budaya global sering menggeser perhatian dari budaya tradisional yang merupakan identitas bangsa kita," tuturnya.
"Oleh karena itu, perlu upaya berkelanjutan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal," tambahnya
Selain itu, Alexander GB, salah satu narasumber, berbicara tentang pendekatan baru dalam memajukan kebudayaan.
"Kreativitas dalam kebudayaan harus lahir dari paradigma baru, melibatkan kolektivitas, jaringan antar pelaku, dan semangat berbagi non-moneter. Kami percaya bahwa metode ini dapat menciptakan ekologi budaya yang mendukung regenerasi dan keberlanjutan hidup yang harmonis antara manusia dan alam," jelasnya.
Dialog kebudayaan ini merupakan bagian dari usaha kolektif untuk merawat dan melestarikan tradisi, sekaligus mempromosikan pemahaman dan kepedulian yang lebih dalam terhadap kebudayaan lokal di tengah kemajuan zaman.(Cha/Put)
ADVERTISEMENT