Konten Media Partner

Dukung Ekonomi Sirkular, Boemikita Gandeng FEB Unila Kelola Sampah di Lampung

30 November 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Yayasan Boemi dan Kita, Ridho bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila, Prof. Nairobi | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Yayasan Boemi dan Kita, Ridho bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila, Prof. Nairobi | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Salah satu startup teknologi yang bergerak di bidang daur ulang sampah, Boemikita berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) untuk mewujudkan program Green Campus.
ADVERTISEMENT
Langkah ini bertujuan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus mempromosikan konsep zero waste di kalangan civitas akademika dan masyarakat Lampung.
Kerja sama ini dimulai melalui peluncuran program Eduwaste yang mengedukasi mahasiswa dan dosen tentang pengelolaan sampah secara praktis. Program ini juga melibatkan partisipasi aktif dalam kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila, Prof. Nairobi menyampaikan dukungan nya atas program tersebut.
“Kami sangat mendukung inisiatif ini karena dapat menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan mahasiswa dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah,” ujar Prof. Nairobi, pada Kamis (28/11).
Sementara itu, Ketua Yayasan Boemi dan Kita, Ridho menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya memperluas jaringan daur ulang di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Melalui pendekatan berbasis kampus, diharapkan kesadaran mengenai pengelolaan sampah dapat berkembang pesat di kalangan generasi muda.
“Kami ingin menciptakan gerakan yang melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan. Melalui Eduwaste, mereka tidak hanya belajar, tetapi juga ikut berkontribusi langsung dalam pengelolaan sampah,” kata Ridho.
Sebagai pendukung utama program ini, Boemikita juga telah mendirikan Collection Waste Center di Bandar Lampung.
Fasilitas ini menjadi pusat pengumpulan, pemilahan, dan distribusi sampah untuk didaur ulang. Sampah yang terkumpul dipilah berdasarkan jenisnya untuk memastikan proses daur ulang lebih efisien.
“Dengan adanya Collection Waste Center, masyarakat Lampung dapat lebih mudah berpartisipasi dalam proses daur ulang. Langkah konkret ini diambil untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan mendorong terciptanya Lampung yang bersih dan berkelanjutan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Boemikita meluncurkan program Bersama Boemi yang mengajak masyarakat aktif memilah sampah anorganik yang dapat didaur ulang.
Program ini bertujuan membangun kesadaran publik tentang pentingnya kontribusi individu dalam mengurangi sampah.
Ia menyatakan, kerja sama dengan FEB Unila diharapkan menjadi model percontohan bagi kampus-kampus lain di Lampung.
Program ini mencakup edukasi mengenai jenis-jenis sampah, teknik pemilahan, dan pengelolaan sampah secara mandiri. Melalui kegiatan praktis, mahasiswa juga diajak untuk memahami dampak sampah terhadap lingkungan sekaligus belajar menciptakan solusi nyata.
“Program ini tidak hanya mengurangi sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan ekonomi sirkular, seperti penciptaan lapangan kerja baru di sektor daur ulang,” jelas Ridho.
Menurutnya, pengelolaan sampah yang terintegrasi dapat menjadi katalisator terciptanya sistem ekonomi sirkular, di mana sampah diolah menjadi sumber daya untuk produk baru.
ADVERTISEMENT
"Upaya ini juga mendukung target Provinsi Lampung dalam menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujarnya.
Boemikita juga berencana memperluas kerja sama ke perguruan tinggi lain, instansi pemerintah, dan sektor swasta di Lampung.
Dengan melibatkan lebih banyak pihak, program ini diharapkan mampu menciptakan perubahan besar dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut.
“Kami percaya, dengan mengelola sampah secara bijak, dampak negatif terhadap lingkungan dapat diminimalkan. Selain itu, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keberlanjutan lingkungan juga akan meningkat,” pungkasnya. (Cha/Put)