Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Fakta Baru: Anak Bungsu Selamat dari Pembunuhan Satu Keluarga di Lampung
8 Oktober 2022 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Way Kanan - Anak bungsu korban pembunuhan satu keluarga di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, masih hidup.
ADVERTISEMENT
Remaja putri ini merupakan anak terakhir dari pernikahan Zainudin dan Siti Romlah. Saat itu, anak bungsu Zainudin masih mengemban pendidikan di salah satu pondok pesantren.
Anak bungsu Zainudin tidak berada di rumah (TKP) saat pembunuhan semua anggota keluarga itu dilakukan Erwinudin atau Erwin.
Kepala Kampung Marga Jaya, M Yani, mengatakan bahwa Zainudin memang memiliki anak bungsu yang masih hidup.
"Pak Zainudin ini menikah dengan seorang wanita (sebelum Siti Romlah). Pernikahan pertamanya itu lahirlah Wawan (anak pertama) dan Erwinudin (anak kedua)," kata Yani.
"Setelah istri pertamanya meninggal, ia menikah lagi dengan janda tak punya anak, yakni Siti Romlah. Dari pernikahan kedua lahir lah Juwanda dan Unah (panggilan anak bungsu Zainudin)," lanjut Yani.
ADVERTISEMENT
Keempat anak ini merupakan darah daging dari Zainudin atau semuanya satu Ayah. Hanya saja, Wawan dan Erwin beda Ibu dengan Juwanda dan Unah.
Pada saat insiden pembunuhan pertama dan kedua, Unah tak ada di rumahnya. Ia sedang berada di salah satu pondok pesantren. "Dia ini masih SMA sambil mondok," ungkap Yani.
Zainudin memang dikenal Kepala Kampung maupun masyarakat sekitar sebagai sosok yang taat beragama. Selain rajin salat berjemaah di masjid, anak dan cucunya dimasukkan ke dalam pondok pesantren.
Termasuk, DW (salah satu cucu Zainudin, yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Juwanda).
"Unah juga baru tahu kalau selama ini kedua orang tuanya telah dibunuh kakak tirinya, setelah itu, dia baru dibawa pulang ke Marga Jaya," kata Yani.
ADVERTISEMENT
Yani mengatakan, agar Unah tinggal sementara di rumah Sekretaris Desa, bukan di rumah Ayahnya. Di mana, rumah Ayahnya itu yang menjadi TKP pembunuhan keluarganya.
"Kalo malem saya minta dia menginap di rumah Pak Carik (Sekretaris Desa) kasian kalau dirumah. Karena rumah Pak Carik juga depan rumah dia, jadi kalau dia mau ke rumahnya pas siang-siang deket," terang Yani.
Nasib Unah menjadi keprihatinan semua masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Marga Jaya. Pasalnya, ayah dan ibunya serta dibunuh dalam satu waktu oleh kakak tirinya, Erwin. (*)