Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Film Pendek Karya Mahasiswa UIN RIL Ini, Masuk Top 100 ISFF SCTV Award
7 Maret 2019 15:11 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Tahun 2019 ini, SCTV kembali menggelar kompetisi film pendek bertajuk Indonesian Short Film Festival (ISFF) untuk yang keempat kalinya. Kompetisi ini cukup bergengsi di ranah penggiat film di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kompetisi yang dibuka sejak 21 Desember 2018 hingga 28 Februari 2019 lalu ini diikuti tidak kurang dari 500 judul film pendek buah kreatif insan perfilman dari seluruh Indonesia.
Warga Lampung, khususnya civitas kampus UIN Raden Intan Lampung patut berbangga hati karena hasil karya mahasiswanya masuk ke dalam nominasi 100 judul film pendek terbaik versi ISFF SCTV Award 2019.
Film pendek itu berjudul Menjadi Dewasa, karya Khoirul Trian dan kawan-kawan dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), UIN Raden Intan Lampung, Angkatan 2017.
Ia lantas berbagi cerita kepada reporter Lampung Geh kamis (7/3) saat di temui di salah satu kediaman kru Film Menjadi Dewasa di daerah Gunung Terang, di sela-sela kesibukannya bersama teman-teman yang sedang menggarap film pendek terbaru mereka.
ADVERTISEMENT
"Awalnya itu iseng saja. Tidak terpikir sama sekali untuk diikutkan kompetisi. Karena kami ini anak-anak Jurusan Komunikasi, masa kuliah-pulang-kuliah-pulang saja. Ketimbang tidak ada kegiatan yang berfaedah, lebih baik kami membuat suatu karya," tutur Khoirul.
Film berdurasi 11 menit itu, digarap oleh Khoirul bersama 12 orang teman sekelasnya selama satu pekan. Dibuat pada awal Desember 2018, film menjadi dewasa dibuat untuk diunggah ke kanal Youtube dengan tujuan menyemarakkan perayaan hari ibu.
Beberapa waktu berselang, berdasarkan sebuah iklan televisi, membuat ia dan kawan-kawannya terpikir untuk mengikutkan film pendek karyanya pada ajang ISFF yang diadakan oleh salah satu stasiun TV nasional SCTV.
Bersama Fikri dan Alfian, dua orang lain penggarap film pendek Menjadi Dewasa, mengaku tidak pernah menyangka saat diumumkan pada 5 Maret 2019 silam, film pertama mereka bisa masuk ke dalam 100 film terbaik ISFF 2019. Hasil kerja keras tim dan jerih payah mereka seolah terbayar dengan perhargaan itu.
ADVERTISEMENT
Dalam proses kreatifnya sendiri, Khoirul mengaku pembuatan film itu terinspirasi dari kisah nyata sang kakak yang empat tahun silam sangat kesulitan untuk memperoleh pekerjaan di ibukota lantaran memegang KTP daerah Lampung.
Sang kakak yang sarjana kebidanan itu, tak terhitung berapa kali ditolak saat wawancara kerja, hingga menyerah dan pulang ke daerah karena alasan maraknya berita mengenai kasus pembegalan dan kejahatan yang ditengarai oleh oknum warga Lampung.
Keresahan itu lantas ia curahkan ke dalam bait-bait puisi dengan judul Menjadi Dewasa, sebelum akhirnya ia transformasikan ke dalam skenario film yang ia garap dengan judul yang sama.
Melalui karyanya ini, Khoirul hendak melepas stigma buruk tentang Lampung. Ia ingin menyampaikan pesan kepada publik, bahwa orang jahat tidak bisa digeneralisasikan oleh daerah asalnya saja.
ADVERTISEMENT
Hanya sebab segelintir oknum yang melakulan tindak kejahatan, tidak lantas membuat semua orang yang berasal dari daerah tersebut berpotensi menjadi orang jahat juga.
Ia dan kawan-kawan juga mengucapkan rasa terimakasih kepada Lampung Geh, karena berkat trailer film Menjadi Dewasa yang di-repost oleh akun Instagram Lampung Geh , penonton film itu kini menjadi melonjak naik.
Sebagai karya pertama, masuk ke dalam nominasi 100 film terbaik ISFF tentu merupakan sebuah prestis tersendiri. Namun hal itu tentu tidak lantas membuat mereka puas dengan pencapaian tersebut.
Menurut Fikri, film Menjadi Dewasa mereka anggap sebagai pemicu untuk mereka berkarya lebih baik dan lebih banyak lagi kedepannya. Bahkan saat ini para mahasiswa jurusan KPI 2017 itu sedang mempersiapkan karya film pendek baru berjudul "Banyu Bening". (*)
ADVERTISEMENT
---
Laporan reporter Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra