Gelombang Tinggi, BMKG Lampung Imbau Masyarakat Berhati-hati dan Waspada

Konten Media Partner
28 September 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan dini gelombang tinggi oleh BMKG, Senin (28/9) | Foto : Dok. BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan dini gelombang tinggi oleh BMKG, Senin (28/9) | Foto : Dok. BMKG
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Gelombang tinggi dan isu tsunami, BMKG Lampung imbau masyarakat jangan panik dan tetap waspada, Senin (28/9).
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu terakhir, masyarakat dihebohkan dengan berita akan adanya gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yanga dapat berpotensi tsunami setinggi 20 meter di perairan Jawa bagian selatan. Namun hal tersebut merupakan kajian terhadap dampak bencana guna memitigasi bencana. Sedangkan di wilayah perairan provinsi Lampung sendiri saat ini gelombang sedang cukup tinggi mencapai 4 hingga 6 meter, dalam hal ini BMKG meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada.
Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Hariyanto, agar masyarakat Lampung khususnya yang berada di daerah pesisir untuk berhati-hati.
"Untu masyarakat yang tinggal di daerah pesisir perairan wilayah Lampung, khususnya di Pesisir Barat, untuk berhati-hati dan waspada. Hal ini dikarenakan dalam tiga hari ke depan, gelombang kita prakirakan tingginya mencapai empat hingga enam meter," jelas Rudy saat dihubungi Lampung Geh via telepon.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi demikian, lanjut Rudy, dapat membahayakan nelayan sederhana atau nelayan kecil. Namun untuk kapal-kapal berukuran besar, agar tetap berhati-hati dan waspada.
"Di samping siklus, ketinggian gelombang juga dipengaruhi oleh aktivitas atau fase mendekati bulan purnama, dan arah angin di masa pancaroba yang cenderung tidak stabil," jelas Rudi.
Namun, secara umum wilayah perairan yang ada di Provinsi Lampung gelombangnya masih cenderung kondusif bagi kapal-kapal dan nelayan.
Terkait isu megatrust beberapa waktu terakhir yang cukup menghebohkan masyarakat, terutama dampaknya yang berpotensi tsunami mencapai 20 meter di perairan Jawa bagian selatan, Rudy menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kajian ilmiah terhadap dampak gempa.
"Itu merupakan kajian potensi dampak yang dilakukan oleh para ahli. Dimana kajian ini bukan merupakan prediksi. Jadi dari kajian itu dari gempa berskala 9,1 skala Richter dapat berpotensi tsunami setinggi 20 meter," ungkap Rudy.
Ilustrasi gelombang air laut | Foto: Pixabay
Rudy menerangkan, terkait terjadinya bencana gempa bumi, hingga saat ini belum dapat diprediksi, baik waktu maupun tempat terjadinya. "Dalam kajian-kajian ilmiah umumnya para ahli meneliti potensi yang paling besar, atau potensi terburuk, guna memitigasi dampak bencana. Jadi informasi dalam kajian ilmiah tersebut merupakan potensi dampak itu bukan prediksi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana masyarakat seharusnya menyikapi hal ini? Jika mendengar atau mengetahui informasi seperti ini, yang paling utama adalah jangan panik, namun tetap waspada dan tidak meremehkan.
"Jadi mari kita mulai peduli dan belajar tentang cara-cara mitigasi bencana, terutama bagi yang tinggal di sekitar pantai. Merawat atau tidak merusak tanda atau rambu-rambu jalur evakuasi yang telah dipasang oleh pemerintah dalam hal ini BPBD. Serta bagi nelayan untuk ikut menjaga alat pendeteksi tsunami yang ada di wilayah pesisir pantai," tutur Rudy.
Selain itu, kata Rudy, masyarakat juga harus cerdas dalam menyaring informasi, dengan memperbanyak literasi dan membaca informasi secara lengkap dari sumber yang terpercaya. (*)