Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Hari Tani Nasional, Ratusan Petani Lahan Kota Baru Aksi Damai di Bandar Lampung
25 September 2023 14:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Memperingati hari Tani Nasional, ratusan petani penggarap lahan Kota Baru melakukan aksi damai di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Senin (25/9).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan Lampung Geh, terlihat ratusan petani itu melakukan aksi damai dengan menampilkan kesenian jaranan.
Para petani juga membawa atribut seperti banner, orang-orangan sawah, dan tanaman hasil bumi. Massa aksi juga melakukan orasi hingga menyampaikan beberapa poin tuntutan di seputaran Tugu Adipura.
"Berikan akses tanah kepada petani dan wujudkan reforma agraria sejati," tulis salah satu banner.
"Stabilkan harga singkong dan jagung," tulisannya dalam banner lainnya.
Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, Prabowo Pamungkas mengatakan, ada beberapa poin tuntutan yang disuarakan oleh para petani.
"Pertama tentang rujukan agraria sejati, dan berikan kepastian hukum kepada pengelola kepastian hukum kepada pengelola tanah yang berkonflik dengan pemerintah dan swasta," katanya.
Selanjutnya, kata Prabowo, membuka seluas-luasnya ketersediaan pupuk bagi para petani. Sebab, saat ini harga pupuk dinilai mahal dan langka.
ADVERTISEMENT
"Lalu, hentikan kriminalisasi terhadap petani karena di mana pada hari ini masih terjadi kriminalisasi khususnya terhadap masyarakat Kota Baru kurang lebih 10 orang yang dipanggil oleh Polda Lampung terkait dengan tindak pidana penyerobotan tanah yang dilaporkan," ungkapnya.
Lanjut Prabowo, memberikan kesejahteraan kepada para petani dan mencabut solusi palsu Kartu Petani Berjaya.
Sementara itu, salah satu petani, Tini mengatakan, ia telah menggarap lahan Kota Baru tersebut sejak puluhan tahun.
"Pada tahun 2010, bapak Gubernur Lampung menyerobot lahan kita terus kita dikasih tali Asih Rp 5 juta, yang dibilang lahan itu untuk lahan Kota Baru," ucapnya.
Kemudian, pembangunan Kota Baru itu pun mangkrak, sehingga para petani boleh menggarap lahan tersebut sebelum pembangunan di lanjutkan.
ADVERTISEMENT
"Tapi ternyata kita itu disuruh nyewa Rp 3 juta perbulan dan itu kita juga ditakut-takuti oleh satgas bahwasanya lahan kita itu mau digusur terus," ungkapnya.
"Sakit kita pak, anak saya itu banyak, gimana keadilan dari Indonesia ini. Harus gimana masyarakat kecil, kok selalu diginiin terus. Masa depan anak-anak kami gimana pak," tuturnya.
Ia pun berharap, presiden Indonesia, Joko Widodo dapat membantu masyarakat dan para petani.
"Kami harus nyewa duitnya dari mana, harus tau negara ini, jangan diam terus. Masyarakat berjuang untuk nafkah pak. Tolong kami Pak Jokowi, bantu masyarakat Kota Baru," pungkasnya. (Yul/Ansa)