Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Idul Fitri WNI di Kanada: Rindu Keluarga hingga Tak Bisa Makan Rendang
5 Juni 2019 15:21 WIB

ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Kanada - Tak hanya muslim di Indonesia saja yang merayakan Idul Fitri 1440 hijriah, namun jutaan muslim di belahan dunia yang juga menyambut hari kemenangan.
ADVERTISEMENT
Momen idul fitri seharusnya dimaknai dengan berkumpul keluarga dan saudara. Tapi tidak dengan Rizkia Meutia Putri dan Ines Sherly Zahrina, warga negara Indonesia yang saat ini berada di Kanada. Keduanya harus rela berlebaran tanpa keluarga karena pekerjaannya di Kanada.
Saat dihubungi Lampung Geh, Rizkia menceritakan suasana hari raya Islam di luar negeri.
"Lebarannya di sini suasananya biasa aja lebih enggak semeriah di Indonesia, tidak terdengar suara takbir karena jadi minoritas muslim di sini," kata wanita asal Bandar Lampung tersebut, Rabu (5/6).
Rizkia menjelaskan, pada saat ini waktu Kanada masih menunjukkan pada tanggal 4 Juni 2019. Penentuan hari raya lebaran Idul fitri setempat sudah diputuskan oleh Kedutaan Indonesia di Kanada.
ADVERTISEMENT
"Salat id juga hanya ada di beberapa tempat saja. Kita dikasih tahu sama kedutaannya bahwa ada beberapa tempat yang menyelenggarakan salat id. Kebetulan kita salatnya di stadion, jadi di sana tadi bisa takbiran gitu. Tapi enggak kedengeran dari luar," terangnya.
"Salat id dihadiri sama muslim yang ada di Kanada yang diselenggarakan oleh Muslim Association of Canada," lanjutnya.
Soal suasana pelaksanaan salat id, Kanada dan Indonesia memiliki sedikit perbedaan. Ketika dalam khotbah, biasanya di Indonesia ada kotak amal yang berjalan di setiap jamaah. Berbeda halnya dengan di Kanada, jamaah yang ingin beramal bisa dilakukan saat akan pulang salat.
"Itu ditanyain sama panitianya, sudah donasi belum kalau sudah ya bisa langsung pulang. Tempat zakatnya itu bisa cash, debit, atau kartu kredit," kata Rizkia.
ADVERTISEMENT
Rizkia Meutia Putri dan Ines Sherly Zahrina berada di Kanada untuk menghadiri Konferensi Women Deliver, sebuah acara konferensi internasional Islam.
"Saya di sini dari minggu terakhir puasa, sampai di sini itu tanggal 31 Mei. Jadi sempat merasakan puasa 18 jam, pada jam 3 pagi sudah imsak dan jam 9 malam baru buka puasa," katanya.
Soal makanan Lebaran, dirinya merindukan masakan asal Indonesia. Akibat terbatasnya barang bawaan ketika menggunakan transportasi pesawat, dirinya tidak bisa menikmati masakan khas negeri.
"Kalau makanan kita malah bawa nastar sendiri dari Indonesia, kesukaan (saat) Lebaran itu opor ayam, ketupat, dan itu enggak ada di Kanada. Mau bawa rendang juga enggak bisa karena olahan daging gak boleh dibawa di pesawat. Jadi cuman bawa nastar aja," beber dia.
ADVERTISEMENT
Rizkia juga mengaku baru pada tahun ini berlebaran di luar negeri. Jika bertemu sesama WNI, dirinya merasa seperti bertemu keluarga.
"Tapi kalau di sini bisa bertemu dengan orang banyak dari belahan dunia lain. Ada plus-minus-nya sih. Baru tahun ini lebaran jauh dari keluarga, jadi bisa video call saja. Tadi waktu salat id ketemu orang yang sama-sama dari Indonesia. Terasa seperti saudara saja," jelasnya.
Sebagai WNI, dirinya memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia yang bisa merayakan hari Lebaran bersama keluarga.
"Pesannya, bersyukur tinggal di Indonesia dekat dengan keluarga. Mungkin kelihatannya keren Lebaran di luar negeri, tapi lebih menyenangkan ngabisin waktu lebaran bersama keluarga," pesan Rizkia.(*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
ADVERTISEMENT
Editor : M Adita Putra