Konten Media Partner

Ini Kata DBL Indonesia Soal Kericuhan yang Terjadi di GSG Universitas Lampung

16 Februari 2023 14:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan basket DBL di GSG Unila ricuh. | Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan basket DBL di GSG Unila ricuh. | Foto: ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - DBL Indonesia buka suara terkait kericuhan yang terjadi di lingkungan Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Selasa (14/2) malam.
ADVERTISEMENT
Senior Manager Corporate Communications, PT DBL Indonesia, Roky Maghbal mengatakan bahwa kericuhan itu terjadi bukan saat pertandingan liga.
"Insiden itu terjadi bukan saat pertandingan liga basket pelajar. Melainkan setelah selesai pertandingan," katanya, Kamis (16/2).
Selain itu, menurutnya kericuhan itu juga terjadi tidak ada kaitannya dengan hasil pertandingan.
"Itu tidak ada kaitannya dengan hasil pertandingan, melainkan dipicu ada dendam pribadi dari salah satu siswa SMAN 14 kepada siswa SMAN 10 dikarenakan pernah konflik perkara teman perempuan," ucapnya.
Lanjutnya, kronologi serta pemicu insiden itu berdasarkan dari penjelasan dari masing-masing suporter (SMAN 2, SMAN 10, dan SMAN 14) saat mediasi dengan Satintelkam Polresta Bandar Lampung pada Rabu (15/2).
"Mediasi itu juga dihadiri Wakasek Kesiswaan dari masing-masing sekolah dan pihak penyelenggara DBL Indonesia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Roky menjelaskan dalam penyelenggaraan liga, DBL Indonesia selalu berkoordinasi dengan pihak sekolah. Selain itu, peserta juga wajib menunjuk seorang guru untuk selalu hadir saat tim sekolah itu bertanding.
"Sangat tidak mentolerir terjadinya gesekan antarsuporter sekecil apa pun, secara fisik maupun verbal sekalipun. Di dalam venue kegiatan atau di mana pun," ujarnya.
Ia menambahkan, DBL Indonesia juga memiliki peraturan terhadap para supporter sekolah yang bertanding. Di mana, jika terbukti melakukan pelanggaran akan diskualifikasi.
"DBL Indonesia memiliki peraturan yang tegas apabila ada suporter sekolah peserta yang terbukti terlibat gesekan, baik yang memulai atau yang terpancing. Yakni sanksi banned atau larangan ikut sebagai peserta hingga beberapa tahun ke depan sebagai efek jera," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT