Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Jelang Mudik 2025, Mendagri Instruksikan Pemetaan Daerah Rawan Begal di Lampung
13 Maret 2025 21:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta Pemerintah Provinsi Lampung, Kepolisian Daerah (Polda) Lampung, dan Komando Resor Militer (Korem) 043 Gatam segera memetakan daerah rawan kejahatan, khususnya aksi begal, guna menjamin keamanan pemudik pada arus mudik Lebaran 2025.
ADVERTISEMENT
Permintaan ini disampaikan Tito usai melakukan rapat koordinasi kesiapan operasional angkutan lebaran 2025 di Kantor Gubernur Lampung, bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, pada Kamis (13/3).
Menurutnya, langkah pemetaan ini perlu dilakukan agar aparat dapat menyiapkan langkah-langkah antisipatif demi memastikan perjalanan mudik yang aman dan nyaman.
Tito menekankan, pemetaan daerah rawan begal harus segera dilakukan sebagai dasar dalam penyusunan strategi pengamanan.
Setelah pemetaan selesai, pemerintah daerah bersama TNI dan Polri harus mendirikan pos pengamanan di titik-titik yang dianggap rawan.
"Tadi saya minta Gubernur Lampung, Kapolda, dan Danrem untuk memetakan daerah mana saja yang rawan di Lampung. Ini saya minta khusus untuk di Lampung," ujar Tito.
Ia menambahkan, pos pengamanan harus didirikan dengan jarak yang tidak terlalu jauh agar kehadiran aparat benar-benar terasa oleh para pemudik.
ADVERTISEMENT
"Kalau bisa, berapa kilometer sekali itu harus ada pos pengamanan," kata Tito.
Selain pengamanan dari aparat, Tito juga menyoroti pentingnya penerangan jalan di jalur mudik.
Ia meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk segera memperbaiki atau memasang lampu penerangan jalan di lokasi-lokasi yang masih gelap.
"Lampu yang gelap di jalan itu segera dibenahi, dipasang. Kalau di jalan provinsi, tugaskan kepala dinasnya untuk mengecek dan pasang lampu sementara. Kemudian, kabupaten dan kota juga siapkan lampunya. Ini harus segera karena waktunya tinggal sebentar lagi menjelang arus mudik," tegasnya.
Tito mengungkapkan, permintaan khusus ini didasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di mana banyak pemudik, khususnya pengendara sepeda motor, memilih beristirahat di Pelabuhan Bakauheni pada malam hari karena takut melintasi jalanan yang sepi dan rawan kejahatan.
ADVERTISEMENT
"Dulu itu banyak kasus di jalan, masyarakat takut begal. Saya pernah cek sendiri, malam itu pengemudi sepeda motor mereka tidur semua di pelabuhan. Saya tanya, 'Kenapa nggak jalan? Apa capek?' Mereka jawab, 'Bukan, tapi takut dibegal.' Sehingga mereka memilih jalan ketika sudah siang dan terang, itu pun dalam rombongan," pungkasnya. (Cha/Put)