Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Konten Media Partner
Jelang Ramadan, Peminat Kolang Kaling di Bandar Lampung Meningkat 2 Kali Lipat
27 Februari 2025 16:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Menjelang bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah, peminat kolang kaling di Bandar Lampung mengalami peningkatan hingga dua kali lipat, Kamis (27/2).
ADVERTISEMENT
Salah satunya di home industri kolang kaling di Kampung Peninjauan, Kelurahan Sukarame 2, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung atau biasa disebut Kampung Pancasila.
Yadi mengatakan jumlah permintaan pasar menjelang bulan Ramadhan meningkat hingga 2 kali lipat sejak dua minggu yang lalu.
Di mana dalam sehari, home industri tempatnya bekerja tersebut dapat memproduksi kolang kaling hingga 500 kilogram perhari.
"Kalo disinikan bukan pedagang musiman, jadi tiap hari produksi, Ramadhan ini meningkat bisa sampe dua kali lipat dibanding hari biasa, sehari bisa 400 kilo sampe 500 kilo," ucapnya.
Menurut Yadi, minat pembeli kolang-kaling sudah mulai mengalami peningkatan sejak 2 minggu yang lalu.
"Mulai 2 minggu kemaren udah rame, karena buat bulan Ramadan ini, yang musiman juga pada buat semua, dua minggu belakang udah rame," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Yadi menambahkan hasil dari produksi kolang-kaling tersebut, nantinya akan dijual kembali ke Pasar Tradisional di Lampung.
"Jualnya ada yang per kilo, ada yang per-ember, sekilo itu kami jual Rp 13 ribu sampe Rp 14 ribu kalo ember itu Rp130-Rp 140 ribu, pokoknya perember itu kurang lebih 10 kilo," ungkapnya.
"Kirimnya ke Pasar Tradisional, terutama di Bandar Lampung, ada juga yang ke Metro bahkan kalo ada yang mau nyebrang itu kirim ke Jakarta juga," lanjutnya.
Yadi menambahkan home industri tersebut telah berdiri sekitar 15 tahun. Sedangkan, dirinya telah bekerja sebagai pengrajin kolang kaling selama 5 tahun.
"Jadi kami beli buahnya, lalu direbus kurang lebih 2 jam, terus diangkat. Setelah itu, buah itu di kupas kemudian di geprek. Kalo udah di geprek baru direndam lagi selama 3 sampai 4 hari baru dijual," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Rudi mengatakan pengupas kolang kali di home industri menerima upah sebesar Rp 5 ribu perbesek.
"Kalo 1 home industri itu biasanya ada yang 6 sampai 10 orang yang bekerja sebagai pengupas kolang kaling," pungkasnya. (Yul/Put)