Konten Media Partner

Karnaval Budaya Topeng di Bandar Lampung, Ada Sekura Cakak Buah

8 Juli 2023 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekura cakak buah asal Lampung Barat. | Foto: Sinta Yuliana /Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Sekura cakak buah asal Lampung Barat. | Foto: Sinta Yuliana /Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Karnaval Budaya Topeng Maskland di PKOR, Way Halim, Bandar Lampung diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Salah satu peserta dari kabupaten Lampung Barat, Ricad sambera mengatakan bahwa pihaknya membawa sekura cakak buah.
Di mana, sekura cakak buah itu sendiri merupakan tradisi masyarakat Lampung Barang yang dilakukan pada bulan Syawal.
Topeng yang terbuat dari tikau atau tikar dari Tulang Bawang Barat. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh
"Sekura cakak buah itu adalah tradisi Lampung Barat di bulan Syawal ini hidup sampai sekarang jadi sarana silaturahmi masyarakat setelah lebaran, maka dibuat kegiatan sekura," katanya.
Menurutnya, tradisi tersebut sudah ada sejak dahulu kala sebagai bentuk silaturahmi tanpa memandang identitas.
Ricad menambahkan, di Lampung Barat itu sendiri memiliki dua istilah topeng, yakni  sekura kamak dan sekura betik.
"Yang kami bawa hari ini adalah sekura kamak, kami berjumlah 45 orang, persiapannya ini tidak terlalu lama karena memang di tempat kita tidak perlu latihan-latihan lagi mungkin hanya dari koreografi nya saja yang kami siapkan 1 minggu sebelum kegiatan ini," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, peserta lain dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, Khoirul Hartoko mengatakan pihaknya membawa topeng yang terbuat dari tikau atau tikar.
"Kami pada hari ini membawakan topeng yang terbuat dari tikau biasa kami gunakan sehari-hari untuk alas seperti di dapur, ruang tamu atau biasa disebut Tikar dalam bahasa Indonesia. Nah, kali ini kita modifikasi menjadi topeng," ungkapnya.
Lanjut Khoirul, menurutnya, topeng tikau atau tikar tersebut menceritakan seorang petani yang menanam, namun terjangkit hama.
"Ceritanya ada petani yang menanam namun ada hama, yang biasa kami sebut cadang-cadang. Lalu dikalahkan oleh laskar. Akhirnya para hama itu dapat dikalahkan," pungkasnya. (Yul/Put)