Konten Media Partner

Karya Lukisan dari Media Kopi Turut Ramaikan Hari Kopi Internasional di Lampung

2 Oktober 2021 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat melihat lukisan dari media kopi pada hari kopi internasional, Sabtu (2/10) | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat melihat lukisan dari media kopi pada hari kopi internasional, Sabtu (2/10) | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Lukisan-lukisan karya seniman Lampung dengan media kopi turut meramaikan acara peringatan hari kopi internasional yang diselenggarakan di Lapangan Garuda Hitam (Saburai), Enggal, Bandar Lampung, Sabtu (2/10).
Nidya Edeline, sang pelukis asal Lampung yang memanfaatkan ampas kopi sebagai media lukis, Sabtu (2/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Nidya Edeline, sang pelukis asal Lampung yang memanfaatkan ampas kopi sebagai media lukis, Sabtu (2/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Pagelaran peringatan hari kopi internasional oleh Pemerintah Provinsi Lampung di Lapangan Garuda Hitam, Enggal, Bandar Lampung ternyata tidak hanya diikuti oleh para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) kopi saja, melainkan juga para seniman yang menjadikan kopi sebagai medianya. Lukisan dengan media kopi inilah yang turut memberi warna tersendiri pada gelaran International Coffee Day kali ini.
Lukisan dari media kopi turut meramaikan acara peringatan hari kopi internasional di Lampung, Sabtu (2/10) | Foto : Sidik Aryono Lampung Geh
Salah satunya Yulius Benardi, pelukis asal Gadingrejo Kabupaten Pringsewu turut hadir memamerkan lukisannya pada acara tersebut. Pria yang sudah puluhan tahun menggeluti seni lukis tersebut menuangkan imajinasinya di atas kanvas dengan media kopi, atau sebut saja ampas kopi. Tidak ada sesuatu yang sia-sia jika sudah berada di tangan orang kreatif, mungkin kalimat inilah yang mampu mewakili gradasi ampas kopi yang sudah membentuk gambar di atas kanvas.
ADVERTISEMENT
"Kalau menggunakan media ampas kopi itu sejak 2007, dan ternyata hasilnya bagus. Lalu tahun 2008 kami mengadakan pameran dan ternyata respon masyarakat cukup bagus, sehingga sampai sekarang saya eksis melukis dengan ampas kopi," ujarnya.
Hasil lukisan beraliran natural realis karya Yulius sudah banyak dimiliki oleh para kolektor, termasuk para pejabat negara, termasuk presiden Jokowi. Lukisan karyanya dijual mulai harga ratusan hingga puluhan juta. Dan untuk pengerjaannya bisa memakan waktu hingga satu bulan.
Selain Yulius, ada juga Nidya Edeline, yang menuangkan ide-idenya di atas kanvas menggunakan ampas kopi sebagai medianya. Edeline mewarisi bakat dari sang ibu, Ayu Sasmitha yang juga pelukis. Sama halnya seperti Yulius, pemilihan ampas kopi sebagai media lukis oleh Edeline karena selama ini sering terabaikan.
ADVERTISEMENT
"Kita kan sering minum kopi, ampasnya banyak dibuang, padahal bisa digunakan sebagai media lukis," katanya.
Meskipun tidak memiliki studio khusus dan kegiatan melukis selama ini dilakukan di rumah, Edeline dan sang ibu sudah mampu menghasilkan lukisan yang sudah dimiliki oleh kolektor di Amerika. Untuk waktu pengerjaannya sendiri, satu lukisan bisa mencapai satu bulan. Sedangkan untuk harganya cukup bervariasi, hingga mencapai puluhan juta rupiah. (*)