'Kerang Keki', Kuliner Seafood Nikmat dengan Harga Merakyat di Lampung

Konten Media Partner
21 Juli 2019 17:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kentalnya saus di Kerang Keki | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Kentalnya saus di Kerang Keki | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Anda pecinta seafood (makanan laut), tapi selalu menahan diri karena kebanyakan seafood dibanderol dengan harga mahal? Nah, hal ini berhasil dipatahkan oleh jajanan seafood ala kaki lima oleh warung 'Kerang Keki' di Bandar Lampung.
ADVERTISEMENT
Lokasi lapak yang terletak di Jalan Teuku Umar tepatnya seberang Holland Bakery Koga ini selalu ramai dikunjungi para pecinta seafood dari berbagai kalangan.
Saat ditemui Lampung Geh, pemilik Kerang Keki, Desmon Gara Sumbahan, mengatakan bahwa dibukanya Kerang Keki ini sejak Januari 2019.
Pemilik Kerang Keki, Desmon Gara Sumbahan, saat memasak kepiting jumbo, kerang hijau, dan jagung | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
"Kita baru enam bulan ini berdiri, nama sebenarnya Kerang Keki itu, untuk kerangnya karena menjual kerang hijau dan 'keki'-nya itu (singkatan) kekinian," katanya kepada Lampung Geh, Sabtu (20/7).
Pria yang biasa disapa Desmon ini menjelaskan, bahwa di Kerang Keki tidak hanya menjual kerang hijau saja. Tetapi jenis seafood lain seperti kepiting, baby lobster, dan udang juga tersedia di lapaknya.
"Jadi, ada 4 macam seafood yang dijual di sini," ujar Desmon.
ADVERTISEMENT
Memang, sebelumnya Kerang Keki hanya menjual kerang hijau saja. Namun lantaran permintaan pembeli semakin meningkat, dirinya berinsiatif untuk menambah jenis seafood lain sebagai menunya.
"Awalnya di sini kita jualnya kerang hijau, karena banyak peminat kita tambahin kepiting, udang, jagung, telur biar tambah banyak macamnya," lanjutnya.
Untuk bahan bakunya sendiri, Kerang Keki biasa mengambil dari wilayah Teluk Betung, Kota Bandar Lampung. Namun, jika bahan baku di daerah tersebut mulai menipis, dirinya juga mengambil dari luar daerah seperti Bratasena, Kalianda, dan Labuhan Maringgai.
"Kalau untuk kerang, dalam satu hari bisa ambil 1 sampai 2 kuintal dan dia harus fresh. Ciri-ciri kerang fresh itu kan tertutup cangkangnya, begitu datang langsung kita cuci langsung masukin pendingin. Ketika mau dimasak, itu dicuci lagi baru direbus. Dan itu enggak bisa hari ini direbus besok dipakai lagi, karena kekenyalannya berbeda," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dari seluruh jenis seafood yang dijualnya, bahan baku yang paling sulit dicari itu kepiting.
Lapak Kerang Keki di Jalan Teuku Umar tepatnya seberang Holland Bakery Koga | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
"Kalau musim kemarau itu susah carinya, karena air di laut kurang bagus jadi dia enggak keluar dari sarangnya. Untuk kerang itu kendalanya waktu kemarin kita kena tsunami, itu tambak yang di Teluk (Betung) hancur, jadi harus ngambil dari Bratasena," kata Desmon.
"Kalau sekarang sudah kondusif, tambak budidaya kerang di Teluk (Betung) sudah bisa mulai dipanen," imbuhnya.
Jika dirinya mengambil bahan baku dari daerah Bratasena, pihak pemasok langsung mengantarkan sampai ke rumahnya.
"Kalau dari Bratasena itu ada yang ngirim, biasanya mereka panen dari jam 3 sore (15.00 WIB) sampai jam 6 sore (18.00 WIB). Setelah itu langsung antarkan ke sini, sampai sini langsung masuk ke pendingin, karena kerang ini paling lama bertahan itu 12 jam di luar laut," katanya.
ADVERTISEMENT
Tetapi, sambungnya, kalau kepiting itu bisa bertahan tiga hari kalau masih hidup.
"Kadang kalau stok mau banyak, kita bersihin langsung masukin ke pendingin es," lanjutnya lagi.
Setidaknya dalam satu hari, Kerang Keki bisa menghabiskan 30-40 kilogram kerang hijau.
"Tapi kalau sudah ada event itu bisa 80 kilo sehari. Kalau banyak event bisa 100 kilo sehari," ujarnya.
Untuk sausnya sendiri, Desmon menciptakan saus ala Kerang Keki sehingga berbeda dengan saus yang ada di tempat penjual seafood lain.
"Itu sausnya ada yang tomat ada yang cabai. Kebetulan kita juga ada paketan, itu ada kerang isi jagung, kerang isi telur, kepiting kerang jagung, kepiting telur, atau kepiting udang. Ada juga kepiting double, itu kepitingnya 2, itu ditambah jagung, kerang sama udang," katanya.
Tampilan menu kepiting jumbo, kerang hijau, jagung saat dimasak di Kerang Keki | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
Biasanya, pada menu kepiting single dan double, Kerang Keki menggunakan kepiting seberat 2 ons. Tetapi, jika ada pembeli yang memesan paket jumbo, Desmon juga menyediakan kepiting ukuran besar seberat 5-7 ons.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang besar itu sudah kualitas ekspor, kami juga jual harganya murah. Kepiting jumbo itu cuma Rp 135 ribu, tapi kalau yang single 2 ons itu dimulai dari harga Rp 35 ribu sudah dapat bonus kerang sama jagungnya juga," tutur Desmon.
Di balik kesuksesan pasti ada perjuangan. Itu juga yang dirasakan Desmon saat merintis Kerang Keki ini. Dirinya berbagi pengalaman kepada Lampung Geh bahwa pernah mengalami kenyataan pahit saat awal membuka Kerang Keki.
Tampilan menu kepiting jumbo, kerang hijau, jagung di Kerang Keki | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
"Pengalamannya, waktu awal buka itu pernah kena tabrak mobil lapak ini. Itu tenda, gerobak ya hancur. Hujan besar kemarin ada lagi masalahnya, tendanya rusak. Ya namanya usaha seperti itu," ungkapnya.
Namun, saat tim Lampung Geh menanyakan mengapa Kerang Keki tidak membuka lapak di sebuah ruko, Desmon beralasan agar bisa mengubah pemikiran orang banyak bahwa seafood itu bisa dijual secara murah.
ADVERTISEMENT
"Kalau konsep kita memang street food, cuman pengen ngubah kalau seafood itu bisa murah. Di sini sewanya enggak terlalu mahal, bisa dilihat orang banyak juga dan orang enggak takut masuk," ujar Desmon.
Sejauh ini, dirinya melihat bahwa antusiasme masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di Kota Bandar Lampung cukup tinggi terhadap kuliner seafood.
"Antusiasnya luar biasa, karena seafood itu banyak yang suka. Terutama saya kenalin kerang hijaunya sih, karena kalau dulu kerang hijau itu kuahnya kuning. Saya mau mengubah kalau kerang hijau ini bisa buat kuahnya pedas dan bau amisnya hilang," ungkap dia.
Tampilan menu kerang, jagung, telur di Kerang Keki | Foto : Obbie Fernando/Lampung Geh
Meski demikian, Desmon sudah memikirkan untuk terus berinovasi dengan membuat jenis-jenis saus yang lain agar pembeli tidak merasa bosan.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya, kepikiran mau nambah jenis kuah, ada masukan juga katanya suruh buat saus lada hitam. Saya masih mikirin, karena seafood itu kan amis. Karena kalau tidak terlalu banyak rempah, itu amisnya masih tercium. Jadi masih dipikirin itu," jelasnya.
Saat ini, lapak Kerang Keki baru membuka lapak di Jalan Teuku Umar tersebut dan tidak ada di lokasi lain.
"Belum kepikiran mau buka cabang, karena sistem saya yang penting satu dulu untuk dibesarkan. Kalau orang sudah pada tahu dan banyak permintaan baru buka cabang," tutur dia.
Sebagai salah satu penjual seafood, Desmon mengharapkan bahwa Kerang Keki bisa mengubah pemikiran bahwa makanan laut tidak selalu terlihat mahal.
"Jangan takut lah untuk makan seafood, karena seafood itu tidak semuanya mahal. Sama cobain kerang hijau, karena ini hasil budidaya petani yang ada di Kota Bandar Lampung," harap dia.
ADVERTISEMENT
Jika ingin coba icip-icip di Kerang Keki bisa datang pada pukul 13.00-21.00 WIB. Saat ini, Kerang Keki juga ada di acara Lampung Foodies Season 2 yang berlokasi di Lampung Park Transmart Lampung. (*)
Reporter: Obbie Fernando Editor: Asa Nirwana