Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Kisah Kakek-Nenek Tertunda Naik Haji karena Pandemi hingga Kakek Meninggal Dunia
4 Juni 2021 16:28 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Way Kanan- Menunaikan Haji ke Baitullah merupakan impian setiap umat beragama Islam. Di mana Haji termasuk dalam Rukun Islam yang ke-5. Tidak hanya orang yang masih muda yang menginginkan tunaikan ibadah haji, tetapi juga para orang lanjut usia.
ADVERTISEMENT
Sepasang suami-istri yang sudah lanjut usia, tapi sangat ingin menuju Baitullah adalah Kakek Marso (66) dan Nenek Pariyah (63). Keduanya merupakan warga Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Diceritakan salah satu cucunya, yaitu Imroatul Fadila. Dila (sapaan akrabnya) merupakan cucu dari anak perempuan Marso dan Pariyah.
Kakek Marso dan Nenek Pariyah Sudah Daftar Haji
Dila mengisahkan bagaimana kakek dan neneknya sangat ingin naik haji. Bahkan keduanya telah mendaftarkan diri sejak 2012.
"Udah lama kalau daftarnya. Dan untuk jadwal keberangkatannya seharusnya tahun 2020," kata tenaga medis RSUD Abdoel Moeloek ini.
Kebahagian tersirat dari raut wajah Marso dan Pariyah yang mengetahui bahwa tahun 2020 akan naik haji bersama.
Tahun 2018 Kakek Marso Divonis Kanker Paru-Paru
Dua tahun sebelum jadwal keberangkatan Marso dan Pariyah, tepatnya pada tahun 2018. Marso mulai sakit dan bolak-balik berobat ke klinik terdekat.
ADVERTISEMENT
"Kakek mulai sakit-sakitan di tahun 2018. Sering batuk-batuk gitu. Akhirnya, kami dari keluarganya meminta untuk diperiksa lebih intensif apa penyakit kakek. Sebab, lama nggak sembuh-sembuh," tuturnya.
Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis Marso mengalami TBC (Tuberkulosis). Sehingga harus diberikan perawatan.
"Setelah kata dokter TBC, kakek harus minum obat rutin selama 6 bulan. Namun, karena 3 bulan malah terlihat makin parah jadi kami bawa ke Bandar Lampung untuk diperiksa kembali," kata Dila.
Setelah diperiksa di RSUD Abdoel Moeloek, ternyata Marso menderita kanker paru-paru. Hal ini membuat seluruh keluarga termasuk Marso dan Pariyah terkejut dan harus menjalani pengobatan hingga kemoterapi.
Di samping kondisi itu, Marso masih tetap ingin menunaikan haji tahun 2020 kelak. Alasan itu cukup membuat ia semangat menjalani berbagai pengobatan.
Imbas Pandemi COVID-19, Haji Tahun 2020 Ditunda
Jalani pengobatan Kanker Paru-Paru bukanlah hal yang mudah. Marso selalu bertahan mengikuti tiap-tiap pengobatan hingga kemoterapi. Tak lain supaya ia bisa menunaikan haji tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak disangka, pada tahun 2020 tepatnya bulan Maret COVID-19 dinyatakan masuk ke Indonesia. Diikuti penyebaran sampai ke Provinsi Lampung maupun provinsi lainnya.
Banyak kasus COVID-19 sampai menyebabkan kematian banyak orang. Berbagai upaya pemerintah untuk menjaga masyarakat agar penyebaran tidak meluas.
Sejumlah negara menutup pintu masuk, tidak memperbolehkan warga negara asing memasuki negaranya. Salah satunya Arab Saudi.
"Terus di tahun 2020 itu jadinya haji ditunda. Termasuk jadwal kakek dan nenek saya ditunda tahun depan (2021)," kata Dila.
Tidak ada upaya yang bisa dilakukan, yang bisa hanya menunggu tahun depan untuk berangkat untuk haji.
"Padahal, semua persiapan sudah selesai. Bahkan sudah pelatihan di Lampung Tengah. Tapi ya kita nggak bisa apa-apa," ujar Dila.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2020, Dila juga menceritakan bagaimana kakeknya terlihat sangat ingin menuju Baitullah. "Sampai-sampai ya, kakek pake baju jaket haji itu padahal cuma di rumah. Aku tanya kenapa dipake nanti kotor, tapi dia bilang nggak apa-apa dia suka pake jaket haji itu. Katanya juga sayang kalau gak dipakai," tuturnya.
Kakek Marso Meninggal pada Tahun 2021
Tertundanya haji tidak menutup semangat dari Marso. Ia tetap berusaha sembuh dari penyakitnya ataupun tubuhnya tetap bisa ikut menunaikan haji.
Dila mengatakan, kondisi kakeknya makin memburuk hingga tahun 2021. Keluarga juga menawarkan untuk diwakilkan saja tapi Marso tidak mau, sebab ia sangat ingin sekali berangkat haji.
"Kakek enggak mau diwakilkan, padahal kondisinya semakin kurang baik. Sampai sudah kemoterapi 3 tahap, jadi sampe 18 kali," kata Dila.
ADVERTISEMENT
Namun, Allah berkehendak lain. Kamis, 29 April 2021 Kakek Marso menghembuskan napas terakhir kali.
Nenek Pariyah Akan Berangkat Haji Bersama Anak Lelaki yang Mewakili Kakek Marso
Setelah kepergian Marso, Pariyah sering sakit-sakitan. Namun, keinginan Pariyah untuk naik haji masih amat besar. Ia pun tetap mempersiapkan semua keperluannya.
"Walaupun nggak sama kakek, nenek tetep mau berangkat. Sampai sudah latihan juga sebelum haji di Lampung Tengah tahun 2021 ini," kata Dila.
Tahun 2021 Haji Dibatalkan Kembali
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membatalkan keberangkatan jemaah haji. Sebab, sampai saat ini Pemerintah Arab Saudi belum mengumumkan teknis keberangkatan di masa pandemi.
Lagi-lagi, Nenek Pariyah harus menunda keinginan untuk naik haji di tahun ini. Setelah ia mendaftarkan diri bersama Almarhum Suaminya, Marso, ia kini masih harus menunda keberangkatan.
ADVERTISEMENT
"Nenek kelihatan sedih karena harus menunda haji lagi. Yang buat aku sedih, dia sampai bilang, masih ketemu tahun depan nggak ya," tutur Dila.
Di mana, kalimat yang dimaksud apakah Nenek Pariyah masih ada di dunia ini dan masih berkesempatan Haji ke Baitullah.
"Aku bilang, jangan ngomong gitu. Pasti masih ketemu," sambungnya.
Mengakhiri ceritanya, Dila berharap Pandemi COVID-19 segera berakhir dan neneknya masih bisa naik haji di tahun 2022 . (*)