Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Kisah Sigit: Personel Polda Lampung yang Bertani Sebelum Jadi Polisi Jalur SIPSS
29 Januari 2022 11:44 WIB
·
waktu baca 7 menit![Iptu Sigit Barazili, personel Bagdalpers Biro SDM Polda Lampung. | Foto: Ist](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1643431590/zwzpsnebd9lqf6dvpcad.jpg)
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - 'Banyak mimpi, merealisasi, dan mengabdi untuk negeri', kalimat ini nampak cocok disematkan kepada salah satu personel Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Lampung.
![Momen wisuda Sarjana Teknik Iptu Sigit Barazili (sebelum menjadi polisi). | Foto: Ist](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1643427339/ct8p7shl94lrnl7dwlnq.jpg)
Adalah Iptu Sigit Barazili, anggota Polri yang masuk melalui jalur sarjana atau Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2015.
Perjalanannya sampai ke titik menjadi aparat penegak hukum ternyata sangat panjang. Mimpi yang pernah diragukan terwujud, ternyata jadi kenyataan. Sigit berhasil mengalahkan keraguannya dan tingkatkan percaya diri.
Ini kisah Iptu Sigit Barazili, personel Bagian Pengendalian Personel (Bag Dalpers) Biro SDM Polda Lampung yang pernah bercita-cita jadi Insinyur dan Polisi.
Sigit, Putra Asli Lampung
ADVERTISEMENT
Tak hanya menjadi warga yang tinggal di Lampung, Sigit merupakan putra asli Lampung Sungkai Banjar Negeri. Ia lahir di Kotabumi, Lampung Utara.
Sigit tumbuh besar di Tanah Miring, Kotabumi, Lampung Utara. "Dari SD sampai SMA juga di Kotabumi," kata Sigit kepada Lampung Geh.
Ia mulai merantau ke Kota Tapis Berseri setelah lulus dari jenjang pendidikan SMA. Sigit masuk Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) tahun 2008 melalui jalur undangan Penelusuran Minat dan Kemampuan Akademik (PMKA).
Pernah Gagal Jadi Polisi
Saat menjadi mahasiswa Teknik Elektro, Sigit ternyata pernah mendaftarkan diri ke Akademi Kepolisian (Akpol). Namun, ia gagal.
"Sempet daftar Akpol pas lulus SMA, tapi ga keterima. Yaudah akhirnya lanjutin kuliah di Unila," kata Sigit.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada perasaan kecewa, Sigit tidak ingin berlarut terpuruk melepas cita-citanya menjadi Anggota Polri.
2008, Jadi Mahasiswa 'Kura-kura', bukan 'Kupu-Kupu'
Dikarenakan ia banyak mimpi, gagal satu mimpi bukan akhir segalanya. Berkarya dan berorganisasi menjadi rutinitasnya, tanpa mengesampingkan kuliah tekniknya.
Ketua angkatan atau Komti Teknik Elektro FT Unila 2008 ini aktif dalam kegiatan di kampus, seperti di Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatro). Biasanya, para mahasiswa menyebutnya 'Mahasiswa Kura-kura' (kuliah rapat - kuliah rapat).
"Menurut saya organisasi itu sangat penting. Banyak pelajaran yang kita ambil, apalagi untuk diaplikasikan di dunia kerja. Manfaatkan saat menjadi mahasiswa dengan segala idealismenya. Saya sih sangat mendukung mahasiswa yang berorganisasi. Yang penting jangan jadi mahasiswa Kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah ulang)," ungkap Sigit.
ADVERTISEMENT
Saat kegiatan KKN atau Kuliah Kerja Nyata, ia turut berpartisipasi dalam Pembangunan Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Margosari, Desa Pesawaran Indah, Pesawaran, Lampung.
"Kegiatan ini membangun listrik di desa yang belum ada listriknya dengan memanfaatkan sumber daya air di sana bersama mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu," kata Sigit yang juga ketua KKN di kelompoknya.
Setelah lulus menjadi Sarjana Teknik pada tahun 2012 dengan masa studi 4 tahun, pria kelahiran 1991 juga pernah berkesempatan bekerja di salah satu BUMN di Kota Bandar Lampung yang bekerja sama dengan Unila. "Dulu itu, yang dapet kesempatan di sana cuma 2 orang dari Teknik Elektro, 2 orang lagi dari Teknik Mesin. Kurang lebih selama 6 bulan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
2013, Memutuskan Bertani
Usai merasakan bekerja di perusahaan, ternyata Sigit tak berambisi seperti rekan-rekannya yang mendaftarkan diri ke perusahaan-perusahaan yang butuh ahli Teknik.
"Setelah dapat pengalaman di BUMN, dan membaca buku wirausaha, saya memutuskan untuk menjadi wirausaha. Namun saya bingung mau usaha apa. Kemudian dari pada ga produktif akhirnya saya memilih untuk bertani," kata Sigit.
Keputusan yang sedikit mengejutkan, sarjana teknik ini memilih untuk mengelola lahan pertanian milik orang tuanya. Meskipun pada awalnya kurang ahli, Sigit terus belajar dengan para petani senior di lahan wilayah Way Kanan, Lampung.
Di kesibukannya, ternyata masih ingin merealisasikan cita-citanya. Apalagi, saat itu ia mendapat informasi adanya pembukaan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) yang dibuka Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Dengan rasa percaya diri yang kuat, lulusan teknik dari satu-satunya Universitas negeri di Lampung ini yakinkan diri mendaftar SIPSS tahun 2015.
"Karena ada pembukaan SIPSS dan ternyata Polri juga sedang membutuhkan jurusan Teknik Elektro, akhirnya saya daftarkan diri," ungkapnya.
2015, Satu-satunya yang Lolos Seleksi di Polda Lampung
ADVERTISEMENT
Di massa itu, lanjut Sigit, sempat tak percaya diri. Bahkan, mendengar tidak ada kuota khusus tiap Provinsi semakin membuatnya ingin menyerah.
"SIPSS nggak ada kuota khusus untuk masing-masing Polda. Jadi persaingan langsung dari alumnus terbaik dari Universitas seluruh Indonesia," kata Sigit.
"Dan kuota hanya untuk 50 peserta yang lolos dari seluruh Indonesia." tambahnya.
Seleksi awal yang dilaksanakan di Polda Lampung nyatanya menuntun putra ke 3 dari pasangan Bapak Rusli dan Ibu Linda Alma ini menjadi salah satu dari 4 peserta yang lolos dan lanjut ke Panitia Penentu Akhir (Pantukhir) di pusat.
ADVERTISEMENT
"Saya teringat pesan Kakak saya, saat saya mulai ragu, 'mungkin gak ya' gitu. Dia bilang 'kamu nggak usah pikirkan kuota itu. Kalau memang rezekimu, walaupun 10 (kuotanya) kamu masuk di dalamnya' . Nasihat ini jadi buat saya terus fokus berusaha tanpa ragu," tutur Sigit, menceritakan pesan dari Kakak Kandungannya.
Selain pesan dari Kakaknya, ia juga yakin doa orang tua dan keluarga bisa membantunya meraih mimpinya menjadi Anggota Polri.
Hingga pada akhirnya, Sigit berhasil lolos di Pantukhir dan menjadi siswa SIPSS tahun 2015. Bahkan, ia menjadi terbaik ke-2 dari sumber Sarjana Teknik Elektro, dan menjadi lulusan SIPSS 2015 dengan prestasi Siswa Tertabah dan peringkat 2 dari 50 siswa SIPSS tahun tersebut.
Saat jadi siswa SIPSS, kepemimpinan seperti sudah menjadi bagian dari dalam diri Sigit, ia dipercaya untuk mengemban amanah menjadi ketua angkatan SIPSS tahun 2015. Dimana, sebelumnya ia telah menjadi ketua angkatan Teknik Elektro 2008 di Unila.
ADVERTISEMENT
Penempatan Awal, Staf Asisten Kapolri Bidang Logistik
Banyak mimpi sejak dini, hingga menjadikan nyata mimpi-mimpi itu, Sigit yang mulai mengabdi untuk negeri setelah selesai sekolah Inspektur Polisi dengan menopang pangkat Ipda atau Inspektur Polisi Tingkat Dua.
Ipda Sigit Barazili, mendapatkan penempatan tugas pertama menjadi Staf Asisten Kapolri Bidang Logistik (Slog) di Mabes Polri 2015-2020. Slog sendiri dipimpin seorang Asisten Logistik dan berkedudukan langsung di bawah Kapolri.
Tahun 2019, Sigit menerima kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, yakni Inspektur Polisi Tingkat Satu atau Iptu Sigit Barazili.
"Setelah selesai pendidikan SIPSS saya ditempatkan di Slog, sampai tahun 2020. Barulah dimutasi ke Polda Lampung," kata Sigit.
Mutasi ke Polda Lampung
Sejak 2015, berbagai ilmu telah didapatkan di pusat Ibu Kota. Akhirnya, pada tahun 2020 Sigit kembali ke Lampung untuk melanjutkan pengabdiannya di Polda Lampung.
ADVERTISEMENT
"Setelah dimutasi ke Polda Lampung, ditempatkan di Paminal (Pengamanan Internal) Bidpropam. Selanjutnya Alhamdulillah dipromosikan pimpinan untuk bergabung di bagian Penyediaan Personel Bag Dalpers Biro SDM Polda Lampung," kata Sigit.
Hingga saat ini, Sigit terus mengabdi di bawah kepemimpinan Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno, dengan Kepala Biro SDM Kombes Pol Endang Widowati dan Kabag Dalpers AKBP Retno Prihawati serta Kasubbag Diapers Bagdalpers Kompol Sigiet Aji Vambayun. Bahkan, ia termasuk panitia daerah dari Polda Lampung yang melaksanakan tugas dalam pendaftaran SIPSS tahun 2022.
Pesan untuk Calon Siswa SIPSS 2022
Banyak hal yang telah dilewati personel Polda Lampung ini saat mengejar mimpi. Menurutnya, hal tersulit itu adalah mengalahkan diri sendiri, bukan mengalahkan orang lain.
"Kesulitannya mengalahkan diri sendiri. Merasa gak mampu, merasa gak bisa, merasa gak percaya diri itu harus dikalahkan dulu," kata Sigit.
ADVERTISEMENT
Percaya dengan kemampuan diri sendiri menjadi salah satu poin penting untuk menghadapi tantangan. Termasuk dalam mendaftar SIPSS tahun ini.
"Meskipun kuota SIPSS tahun 2022 sebanyak 100, yang pasti lebih banyak dari jumlah pendaftar, pokoknya tetep yakin aja, berusaha semaksimal mungkin, dan harus percaya diri. Kalau itu rezeki kalian, pasti diterima," kata Sigit.
Mengenai kekhawatiran beberapa masyarakat tentang adanya pembayaran dalam daftar SIPSS, Sigit bantah dengan tegas hal tersebut. Selama pendaftaran, baik sejak dahulu hingga sekarang, semua gratis dan terus berprinsip BETAH.
"Sampai saat ini pun, penerimaan Polri berprinsip BETAH, Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis. Jadi, jangan takut berkompetisi," pungkasnya.
Jika tahun ini gagal, lanjut Sigit, tahun depan bisa ikut mendaftarkan diri lagi. Yang pasti, disesuaikan kebutuhan dari panitia SIPSS di tahun 2023 kelak. (*)
ADVERTISEMENT