Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Konten Media Partner
Mayat di Gorong-Gorong Kejari Berprofesi Sebagai Pedagang Ayam Geprek
8 Januari 2020 19:08 WIB

ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Syaiful, korban kecelakaan tunggal yang ditemukan di gorong-gorong depan Kantor Kejari Bandar Lampung, Jalan Pulau Sebesi Kecamatan Sukarame, diketahui berprofesi sebagai pedagang ayam geprek, Rabu (8/1)
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Yudi atau yang akrab dipanggil Wak Ompong (WO) menuturkan bahwa Syaiful kesehariannya berjualan ayam geprek di Jalan Pulau Sebesi, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung bersama Istrinya.
"Saya jualan juga, jualan gorengan. Si Syaiful ini jualan nasi goreng, ayam geprek di ujung jalan Griya Sejahtera ini sama istrinya. Dia yang buka, istrinya yang dagang sama dia. Biasanya sekitar jam sepuluh malam tutupnya," ujar Yudi.
Sebagai rekan sesama pedagang makanan, Yudi mengenal Syaiful sebagai pribadi yang baik dan pandai bergaul.
"Kesehariannya saya kenal orangnya baik, terutama kita sesama pedagang di sini," lanjut Yudi.
Tapi semalam, masih menurut Yudi, si Syaiful ini setelah tutup warung, pulang bersama istrinya, dan dia keluar lagi sekitar pukul 22.00 WIB.
"Kalau saya jam sepuluh malam belum tutup, tapi saya nggak denger ada motor jatuh di sepanjang jalan ini. Nah tadi pagi berhubung Syaiful belum pulang, istrinya nelponin, karena anaknya mau berangkat sekolah, kan biasanya Syaiful yang nganter sekolah pakai sepeda motor. Ditelpon, dicari nggak ketemu, ketemunya sudah menjadi mayat" jelas Yudi.
ADVERTISEMENT
Yudi mengatakan bahwa Syaiful yang tinggal di Perumahan Permata Biru Blok A Nomor 11 ini memiliki dua orang anak, yang pertama sudah SMP dan yang kedua masih SD. (*)
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.