Melihat 'Rafflesia Arnoldii' Mekar di Rhino Camp Sukaraja, Lampung

Konten Media Partner
26 Juli 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raflesia arnoldii diperkirakan sudah empat hari mekar di Rhino Camp bersanding dengan kuncup yang belum mekar | Foto: Lampung Geh/Latifah Desti Lustikasari
zoom-in-whitePerbesar
Raflesia arnoldii diperkirakan sudah empat hari mekar di Rhino Camp bersanding dengan kuncup yang belum mekar | Foto: Lampung Geh/Latifah Desti Lustikasari
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Tanggamus - Sepanjang 2019, dari Januari hingga Juli, tercatat tujuh hingga delapan Rafflesia Arnoldii berhasil mekar di lokasi Plot Sampel Permanen (PSP) Bunga Padma Resort Sukaraja Atas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
ADVERTISEMENT
"Selama Rhino Camp berdiri, di Bukit Barisan Selatan (BBS) Rafflesia arnoldii ini mekar sepanjang tahun. Bahkan tahun 2019 saja, ada tujuh sampai delapan Rafflesia yang mekar," kata Ujang Suryadi, Koordinator Lapangan Yayasan Badak Indonesia.
Ujang mengatakan, di dalam Rhino Camp ada enam spot untuk melihat lokasi Rafflesia mekar. Di luar area plot sampel, terdapat banyak spot Rafflesia mekar yang tersebar di seluruh area BBS.
Masih di area plot sampel yang sama, tampak banyak kuncup (knop) Rafflesia bermunculan pada permukaan tanah dengan bentuk dan ukuran serupa sayuran kol, namun berwarna merah kecokelatan.
Knop yang bentuk dan ukurannya menyerupai kol berdampingan dengan Rafflesia yang sudah layu dan menghitam | Foto: Lampung Geh/Latifah Desti Lustikasari
"Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk knop Rafflesia mekar, semakin ini (pembungkus kelopak Rafflesia) hilang, kemungkinan semakin cepat mekar. Ketika sudah ukuran maksimal dipengaruhi juga oleh curah hujan. Semakin tinggi curah hujan semakin cepat mekar," ujar Ujang, jumat (19/7).
ADVERTISEMENT
Ujang menambahkan untuk melihat keindahan sempurna Rafflesia arnoldii, hanya dapat dilihat 3 sampai 5 hari saja. Selanjutnya Rafflesia menjadi berwarna hitam, lalu membusuk.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pusat keragaman Rafflesia terbanyak di dunia. Hingga tahun 2011, tercatat ada 12 jenis Rafflesia di Indonesia yang tersebar di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Salah satunya pada plot sampel yang berlokasi di Sukaraja, Semaka, Kabupaten Tanggamus, ini.
Sebagai tumbuhan endoparasit, Rafflesia tidak mampu melakukan proses fotosintesis sendiri, seluruh kebutuhan hidupnya bergantung dengan pohon inang. Di alam, Rafflesia tumbuh dalam batang atau akar tumbuhan Tetrastigma spp. Menggunakan organ yang disebut haustoria untuk menyerap nutrisi dari inangnya.
Dalam dunia tumbuhan, hubungan inang-parasit Rafflesia spp. dan Tetrastigma spp. dianggap sangat unik, karena tidak semua tumbuhan Tetrastigma akan ditumbuhi Rafflesia, sekalipun di habitat aslinya. Padahal, Tetrastigma spp. tumbuh meluas di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Rafflesia arnoldii yang tumbuh di antara batang Tetrastigma spp. sebagai inangnya | Foto: doc LIPI
Flora langka ini memiliki kehidupan biologi yang sangat kompleks dengan variasi genetik yang rendah dan menghendaki habitat yang sangat spesifik. Hal ini menjadikan Rafflesia amat rentan terhadap perubahan habitat.
ADVERTISEMENT
Mengingat nutrisi yang diperoleh Rafflesia arnoldii bergantung sepenuhnya pada inang, peluang tumbuh Rafflesia arnoldii menjadi kian terbatas. Belum lagi ancaman dari luar seperti predator.
"Selain manusia, biawak adalah salah satu predator Rafflesia. Ia (biawak) tidak suka memakan, namun suka mengacak-acak saja," jelas Ujang.
Di Indonesia sudah sejak lama Rafflesia menjadi salah satu flora yang dilindungi. Upaya konservasi flora ini pun juga dilakukan. Salah satunya dengan meluncurkan program Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rafflesia pada tahun 2015. Namun, usaha konservasi Rafflesia sampai saat ini masih dilakukan dengan cara pasif, dengan melindungi habitatnya seperti di Resort Sukaraja.
Menyelamatkan dan menjaga Rafflesia dari kepunahan sama artinya dengan menjaga kelangsungan hidup sebuah ekosistem yang menopang kehidupan lain yang ada di lingkaran habitatnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menjaga Rafflesia atau makhluk hidup lain yang tinggal di hutan, habitat Rafflesia yang terjaga juga menopang kebutuhan manusia akan kualitas lingkungan yang sehat sebagai penyangga iklim, penyedia air, dan potensi bernilai ekonomi seperti kehidupan pariwisata.
Berfoto di dekat Rafflesia arnoldii yang sedang mekar | Foto: Lampung Geh/Latifah Desti Lustikasari
Bagi warga Lampung yang sedang melintas jalur Lintas Barat Sumatera, dan hendak melihat langsung Padma Raksasa ini, Rhino Camp Sukaraja bisa dijadikan pilihan karena lokasinya yang cukup strategis.
Hanya saja, jika berkunjung ke sini, maka pengunjung harus mengurus izin di Kantor BBTNBBS, Kota Agung.
Rujukan:
- Biologi Konservasi Rafflesia. 2017. LIPI Press.
---
Laporan Kontributor Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor: M. Adita Putra