Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Mencoba Keseruan Ekowisata River Tubing Way Biha, Pesisir Barat
11 Desember 2020 13:20 WIB

ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Pesisir Barat - Ekowisata Susur Sungai Dan Tubing (river tubing) Way Biha di Desa Pakunegara Pesisir Barat bisa menjadi salah satu alternatif wisata adrenalin dengan suasana alam yang masih asri.
ADVERTISEMENT
Berkunjung ke Kabupaten Pesisir Barat, pasti tidak lepas dari wisata pantainya, karena kabupaten ini memiliki garis pantai ratusan kilometer dan menghadap langsung ke Samudera Hindia. Selain wisata pantai, berbagai kekayaan alam Pesisir Barat juga layak untuk dieksplorasi, seperti wisata gua, repong damar, dan juga sungai yang masih alami.
Lampung Geh kali ini berkesempatan mencoba keseruan Ekowisata Susur Sungai dan Tubing (River Tubing) Way Biha yang terletak di Pekon Paku Negara, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat. Destinasi wisata ini tepatnya berada di Bendungan Way Biha. Dari Bandar Lampung berjarak sekitar 224 Kilometer, sedangkan dari Pasar Krui Pesisir Barat berjarak sekitar 31 kilometer.
Sepanjang perjalanan dari Pasar Krui menuju Bendungan Way Biha, akan dimanjakan dengan pemandangan suasana pedesaan Pesisir Barat. Mulai dari rumah tradisional, perkebunan, kebun kelapa dan hijau rerumputan.
ADVERTISEMENT
Memasuki kawasan bendungan, pengunjung akan disambut dengan gemuruh suara derasnya air bendungan Way Biha. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat untuk melakukan susur sungai.
Kedatangan kami disambut oleh Edi Edwar, salah satu masyarakat yang menyewakan jasa wisata river tubing di Way Biha. Edi memberikan sedikit pengarahan tentang peraturan sebelum dan saat river tubing. Adapun peralatan yang harus dipakai oleh pengunjung yaitu, helm dan life jacket atau pelampung.
Suhu air sungai yang cukup dingin juga perlu mendapat perhatian khusus. Minimal, sebelum melakukan river tubing perut tidak dalam keadaan kosong, Edi juga menyediakan suplemen untuk antisipasi masuk angin. Dan jangan lupa berdoa sebelum memulai river tubing.
Setelah persiapan dan berdoa, dimulailah susur sungai menggunakan perahu yang dikemudikan oleh Edi Edward. Perjalanan melalui jalur air dilakukan dengan dua perahu, satu perahu mengangkut ban pelampung untuk river tubing, sedangkan satu perahu lagi untuk mengangkut penumpang atau pengunjung.
ADVERTISEMENT
"Perjalanan menyusuri sungai menggunakan perahu ditempuh kisaran waktu 45 menit, kemudian menyusuri sungai aliran dangkal dan jungle tracking menyusuri hutan sekitar 15 menit," ujar Edi sembari mengemudikan perahu.
Sepanjang perjalanan menyusuri aliran sungai Way Biha, pengunjung akan dimanjakan dengan suasana hutan marga di sisi kiri kanan sungai, udara yang masih sangat segar, serta suara-suara hewan di alam bebas. Suara gemericik air akibat dibelah perahu yang tengah melaju juga menjadi hiburan tersendiri. Sesekali ada perahu petani yang berbapasan, karena tidak sedikit warga sekitar yang memiliki lahan pertanian di sekitar sungai, dan memilih perjalanan dengan jalur air.
Perjalanan 45 menit menyusuri sungai dengan perahu pun tak terasa lama, hingga akhirnya kami sampai di tempat pemberhentian perahu. Dari sini, kami berjalan menyusuri aliran sungai yang dalamnya 20 centimeter hingga 80 centimeter. Dan pada saat seperti ini, pengunjung harus berhati-hati, karena bebatuan sungai lumayan licin. Salah-salah memijak, bisa tergelincir dan basah kuyup.
ADVERTISEMENT
Pada saat akan memasuki kawasan hutan, pengunjung akan disambut dengan Air Terjun Ulok Putri di sisi kanan sungai. Aliran airnya memang tidak terlalu deras, namun masih sangat alami, dengan tanaman-tanaman hijau nan rimbun. Meninggalkan Air Terjun Ulok Putri, kami pun menyusuri repong damar (kebun damar) hutan marga, sekitar 15 menit untuk sampai ke titik start river tubing.
Sesampainya di titik start river tubing, Edi kembali memberikan pengarahan. Sejumlah peralatan, terutama peralatan elektronik harus diamankan, dan tidak disarankan untuk dibawa pada saat river tubing. Terkecuali alat elektronik baik HP ataupun kamera yang memang tahan air. Pihak pengelola river tubing tidak bertanggung jawab apabila ada barang elektronik yang rusak bahkan hilang karena tercebur ke air sungai.
ADVERTISEMENT
Sejumlah ban pelampung dengan diameter sekitar satu meter pun telah disiapkan, dilengkapi dengan tali sebagai pegangan. Saat river tubing ini, pengunjung tidak dilepas begitu saja, tapi didampingi oleh tim pengelola.
Kami pun meluncur menggunakan ban tersebut, menyusuri aliran sungai, digiring riak air. Ada perasaan tenang dan sedikit was-was. Tenang menikmati suasana alam dan sungai sembari mengapung di atas ban. Tapi juga was-was sesekali menemui aliran deras yang menggiring ke tepi sungai, salah-salah bisa tersangkut ranting atau batang pepohonan. Satu lagi, sedikit perasaan cemas karena bisa saja terjebak arus tenang, dan tidak bisa melaju, jadi harus mendayung menggunakan kaki dan tangan. Ini juga menjadi sensasi tersendiri bagi adrenalin kami, meskipun pada akhirnya para pendamping akan membantu mendorong ban kami agar kembali melaju mengikuti arus sungai.
ADVERTISEMENT
River tubing ini kurang lebih memakan waktu sekitar 25 menit, dan pastinya seluruh tubuh akan basah. Jadi disarankan membawa pakaian ganti. Adapun finish dari river tubing ini di titik terakhir perahu berhenti, jadi selepas itu bisa kembali menaiki perahu untuk kembali ke bendungan. Dan jangan lupa berfoto untuk mengabadikan momen-momen keseruan river tubing Way Biha.
Untuk menikmati sensasi wisata rivertubing Way Biha, pengunjung dikenai biaya sebesar Rp 85.000. Harga tersebut sudah termasuk life jacket, helm, jasa perahu, dan ban pelampung. Bagi mahasiswa ada harga khusus, yaitu hanya Rp 35.000 saja, dengan syarat harus memposting di akun Instagram pribadi sebanyak tiga kali postingan. (*)