Mengunjungi Batik Siger, Pengrajin Batik Tulis Tertua di Lampung

Konten Media Partner
2 Oktober 2019 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kain batik di galeri Batik Siger, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Kain batik di galeri Batik Siger, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2019, sebagian besar perkantoran dan instansi pemerintahan mewajibkan pegawainya untuk mengenakan pakaian batik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampung Geh, kata batik itu berasal dari Bahasa Jawa yaitu penggabungan dari kata "amba" yang berarti lebar dan "titik" yang berarti titik atau matik.
Dari istilah itu, kata batik berarti menghubungkan dari satu titik ke titik lainnya sehingga membentuk suatu corak dan gambar.
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional ini, Lampung Geh menemui salah satu tempat pembuatan batik tulis tertua yang ada di Provinsi Lampung yakni Batik Siger.
Batik Siger sendiri sudah berdiri sejak 12 tahun lalu tepatnya pada bulan Mei 2007. Andy Narendra, anak kedua dari Laila Al-Khusna selaku pendiri Batik Siger ini sudah memulai kancahnya ketika masih menetap di California, Amerika Serikat.
"Sewaktu saya di California, itu bekerja sama dengan ibu (Laila Al-Khusna) membuat batik tulis pertama kali di Lampung dengan motif Lampung," katanya saat ditemui Lampung Geh di rumah produksinya.
Pemilik Batik Siger, Andy Narendra saat diwawancarai Lampung Geh, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
Hari demi hari terlewati, Batik Siger mulai memiliki kepercayaan untuk menjadi salah satu industri batik khas Lampung yang memumpuni. Hingga saat ini, Batik Siger sudah dikenal tidak hanya di dalam negeri, tetapi banyak juga dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulilah setelah 12 tahun kemarin, kredibilitas kita mulai naik dan semakin ramai," papar bapak beranak dua ini.
Andy melihat, Hari Batik Nasional ini merupakan suatu cara untuk memperkenalkan budaya dan industri asli Indonesia yang diakui dunia.
"Setelah saya ke negara-negara lain, apa sih yang membuat negara itu maju, itulah orang-orangnya yang bangga dengan budayanya," kata dia.
Sebagai seseorang pengrajin batik, Andy selalu menonjolkan batik sebagai salah satu identitas Indonesia dan seharusnya sebagai anak bangsa sudah selayaknya harus bangga dengan budaya yang ada.
Kain batik saat dilakukan proses pewarnaan di Siger Batik, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Hari Batik Nasional itu adalah hari yang penting bagi identitas kita, dan kita harus menghargai itu. Kita juga bisa dibilang sebagai pencetus batik tulis yang ada di Lampung," papar Andy.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki ciri khas batiknya, tak terkecuali Provinsi Lampung yang juga memiliki motif khusus sehingga menjadi suatu khas batik.
"Setiap daerah itu punya icon masing-masing, seperti di Jawa Tengah itu ada motif parang itu ada maknanya. Di Lampung juga ada, yang sudah familiar itu motif Siger, contoh yang kami pelajari setelah berkonsultasi dengan kepala adat Lampung," terangnya.
Sedikit menjelaskan, ada beberapa motif batik yang memiliki makna khusus sehingga tidak bisa diaplikasikan sembarangan.
"Salah satunya motif kapal, pada jaman dahulu adalah tempat mengantarkan jenazah ke laut. Itu pada jaman dulu Lampung daerah pesisir, motif kapal itu tidak bisa dipakai sembarangan dan ditaruhnya pun tidak juga sembarangan. Jadi setiap makna itu harus didalami dan dipelajari, tapi banyak motif-motif lain yang unik," jelas dia.
Pengrajin saat membatik di Batik Siger, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
Usai bercerita tentang batik beserta maknanya, Andy mengajak Lampung Geh untuk melihat langsung tempat produksi batik yang ada di Batik Siger.
ADVERTISEMENT
Di lokasi pembuatan batik, kami bertemu beberapa pengrajin yang sedang melukis malam (lilin batik) ke kain putih yang sudah diberikan suatu sketsa tulis.
Salah satu pengrajin, Nursiyah, menjelaskan proses sketsa sudah dimulai sejak pukul 09.00 WIB. Setelah sketsa, para pengrajin melanjutkan dengan proses membatik menggunakan malam yang sudah dicairkan terlebih dahulu.
Pengrajin saat melakukan proses pewarnaan dengan teknik kuas di Batik Siger, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Ini cara membatik dari awal, lama prosesnya itu tergantung dari motif. Kalau motifnya sedikit sehari bisa 2-3 kain, kalau motif penuh itu bisa 2 hari satu kain. Membatik itu awalnya susah, kalau sudah biasa sebetulnya mudah," ungkapnya.
Usai membatik, dilanjutkan dengan proses pewarnaan, dalam pewarnaan ini bisa menggunakan dua teknik yaitu celup dan kuas. Di Batik Siger sendiri menggunakan teknik kuas, hal itu untuk mempermudah dan mempercepat proses pengerjaan batik.
ADVERTISEMENT
"Kalau kualitasnya sama-sama bagus, tapi beda cara pewarnaannya saja," ujar Yessi Zein selaku pegawai yang bekerja diproses pewarnaan batik.
Setelah proses pewarnaan selesai dilanjutkan dengan penguncian warna menggunakan water glass. Cara penguncian warna ini dengan menyelupkan kain yang sudah diwarnai berulang-ulang sehingga water glass meresap ke dalam kain.
Proses penguncian warna di Batik Siger, Rabu (2/10) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Penguncian warna dengan water glass ini supaya warnanya enggak luntur, caranya kainnya dibuka rata lalu dicelupkan harus sampai rata pencelupannya. Jangan sampai cairannya kena mata karena pedih," jelas Yessi.
Kemudian dilakukan penguncian warna, kain ditiriskan dengan cara digantung. Selanjutnya kain didiamkan selama kurang lebih 2 jam agar proses penguncian warna sempurna.
"Habis itu baru direbus menggunakan air panas yang mendidih, itu gunanya untuk menghilangkan lilinnya. Selesai direbus baru dijemur sampai benar-benar kering. Dari proses awal sampai penjemuran itu bisa memakan waktu 4 jam dalam satu kain," pungkasnya.(*)
ADVERTISEMENT
----
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor : Asa Nirwana