Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Menko Zulhas di Lampung: Mulai 2025, Stop Impor Beras, Gula, Garam, dan Jagung
28 Desember 2024 20:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), memastikan bahwa pemerintah akan menghentikan impor empat kebutuhan pokok, yakni beras, gula, garam, dan jagung, termasuk pakan ternak pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan Zulhas dalam kunjungan kerjanya ke Lampung dalam Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Nasional, di Mahan Agung, pada Sabtu (28/12).
"Kami telah memutuskan, mulai 2025 tidak ada impor untuk empat kebutuhan utama itu. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat kemandirian pangan nasional," ujarnya.
Kunjungan ini juga dihadiri sejumlah menteri, wakil menteri, serta perwakilan instansi pusat dan daerah, termasuk Pj Gubernur Lampung Samsudin, bupati/wali kota se-Provinsi Lampung, dan pemangku kepentingan terkait.
Zulhas menegaskan bahwa swasembada pangan adalah program prioritas utama Presiden Prabowo Subianto.
Target yang semula direncanakan pada 2028-2029 kini dipercepat menjadi 2027.
"Presiden Prabowo memberikan arahan agar kita dapat mempercepat pencapaian swasembada pangan. Kami membahas strategi optimalisasi lahan yang ada dan pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi," kata Zulhas.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemerintah telah mengidentifikasi dua juta hektare lahan tadah hujan yang akan dioptimalkan dengan membangun irigasi.
"Irigasi adalah kunci keberhasilan pertanian. Jika pemerintah daerah tidak memiliki anggaran, pusat akan turun tangan membangunnya. Ini langkah cepat untuk meningkatkan produktivitas," tegasnya.
Zulhas juga menyoroti permasalahan distribusi pupuk yang selama ini menjadi keluhan petani.
Ia memastikan bahwa proses pendistribusian pupuk akan disederhanakan untuk memastikan ketersediaan tepat waktu.
"Aturan yang rumit telah kami pangkas. Pupuk kini akan langsung disalurkan dari Kementerian Pertanian ke Pupuk Indonesia, lalu ke petani melalui distributor lokal. Tidak ada lagi alasan pupuk terlambat," jelasnya.
Pemerintah juga akan mengambil alih pengelolaan penyuluh pertanian dari daerah untuk memastikan peningkatan kualitas.
"Penyuluh pertanian akan di-upgrade dan ditarik ke pusat. Ini akan memberikan dampak besar bagi pendampingan petani," ungkapnya
ADVERTISEMENT
Zulhas mengimbau para petani untuk memanfaatkan kebijakan ini dengan meningkatkan produksi pangan mereka.
"Kami meminta masyarakat untuk menanam padi, jagung, dan komoditas lainnya. Harga pasti bagus, dan pemerintah juga akan menjamin dukungan penuh," pungkasnya. (Cha/Put)