Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Modus Ngaku Polisi, Driver Taksi Online Cabuli Pelajar SMA di Bandar Lampung
25 Februari 2025 19:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Driver taksi online ditangkap karena mencabuli pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan modus mengaku sebagai anggota Polri, Selasa (25/2).
ADVERTISEMENT
Pelaku berinisial RS (40) warga Sabah Balau, Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Ia ditangkap tanpa perlawanan pada Senin (24/2) di kediamannya.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay mengatakan pelaku ditangkap karena mencabuli korban RAP (15) yang masih berstatus pelajar.
Peristiwa pencabulan itu terjadi berawal pada Selasa (4/2) sekitar pukul 16.00 WIB korban memesan taksi online melalui aplikasi dengan tujuan Mal Boemi Kedaton (MBK).
"Pelaku RS datang dengan kendaraan Avanza abu-abu BE 1817 TD. Saat korban masuk mobil pintu belakang, pelaku merayu agar korban duduk di depan," katanya.
Setelah korban pindah duduk di depan, pelaku kemudian melakukan perbuatan cabul terhadap korban dengan meremas payudara dan memegang kemaluan.
"Pelaku ini mengiming-imingi akan memberikan uang sebesar Rp 1 juta. Setelah itu, korban tidak diminta biaya taksi online, tetapi uang Rp 1 juta tadi tidak juga diberikan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Komunikasi keduanya pun berlanjut. Pelaku kemudian kembali mengiming-imingi korban akan memberikan iphone 13 apabila mau melakukan video call sex (VCS).
"Dan ini terjadi, sempat direkam oleh pelaku, namun menurut pengakuannya sudah dihapus. Pelaku ini juga kerap mengaku sebagai anggota Polri karena punya senjata api airsofgun, alat-alat ini untuk memuluskan perbuatannya," ungkapnya
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 82 Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. (Yul/Put)