Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Nunggak Pajak, Hotel Marcopolo hingga Hotel Sahid Bandar Lampung Disegel
23 Juni 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Tim Pengendalian Pemeriksaan dan Pengawasan Pajak Daerah (TP4D) kota Bandar Lampung melakukan penyegelan terhadap sejumlah hotel yang menunggak pajak, Rabu (23/6).
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga hotel yang disegel oleh TP4D Bandar Lampung yaitu, Hotel Sari Damai di Jalan Teuku Umar, Sahid Krakatau Hotel di Jalan Yos Sudarso, dan Hotel Marcopolo di Jalan Dr Susilo.
Diketahui, penyegelan oleh TP4D Bandar Lampung terhadap ketiga hotel tersebut karena tunggakan pajak yang belum juga diselesaikan.
Hotel Sari Damai memiliki tunggakan pajak sekitar Rp 80 juta, dengan rincian Rp 5 juta per bulan.
Sedangkan Sahid Hotel Krakatau menunggak pajak sejak November 2020, dengan estimasi Rp 16-20 juta per bulan.
Lalu, Hotel Marcopolo menunggak pajak sejak Februari 2019 hingga Mei 2021, dengan estimasi pajak Rp 20-25 juta perbulan.
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan dan Retribusi Daerah (BPPRD) Bandar Lampung, Yanwardi mengatakan, sebelumnya telah memberikan surat peringatan kepada pihak yang bersangkutan agar menyelesaikan kewajibannya.
ADVERTISEMENT
"Yang kita melakukan upaya-upaya persuasif, jangan sampai kita juga merugikan perusahaan. Harapannya, setelah ini dapat meningkatkan kesadaran para wajib pungut pajak untuk menyelesaikan kewajibannya," katanya.
Sementara itu, pihak manajemen Hotel Marcopolo, Asian Rambe menerima dan siap mengikuti apa yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Bandar Lampung. "Kemarin kita sudah menghadap, berkomitmen dan memberikan jaminan, dan kami dituntut harus bayar. Kami siap ikuti, tapi minta waktu," katanya.
Namun, karena masih dalam situasi COVID-19, pihaknya juga terdampak dari sisi penerimaan tamu hotel. "Kami memang buka setiap hari, tapi bapak-bapak tahu kondisi saat ini COVID-19, tamu hanya 15 persen, karyawan kami butuh makan juga," jelasnya. (*)