Konten Media Partner

Pasca Longsor di Kaliawi, Ketua RT Setempat Minta Warga Waspada

15 Januari 2020 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi permukiman di RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung, Rabu (15/1) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi permukiman di RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung, Rabu (15/1) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Pasca longsor batu yang menimpa rumah Tukul di Gunung Bantahan Jalan KH. Agus Salim, Gang Abdul Haq, RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Yunus Ketua RT setempat mengimbau warganya untuk waspada, Rabu (15/1).
ADVERTISEMENT
Yunus Ketua RT 17 Lk 1 Kelurahan Kaliawi mengatakan bahwa pihaknya mengimbau warganya untuk tetap waspada, jangan tidur terlalu nyenyak mengingat intensitas hujan saat ini cukup tinggi.
"Ini baru pertama kali kejadian seperti ini, ke depannya kita tetap waspada, warga juga kalau sudah hujannya cukup deras dan lama, jangan nyenyak-nyenyak tidurnya, sama-samalah berjaga-jaga mengingat sudah ada kejadian seperti yang menimpa warga kita Tukul," ujar Yunus yang mengaku sudah 10 tahun menjabat sebagai Ketua RT.
Jalan yang hancur dan beberapa bongkahan batu di depan rumah Siti Hasanah, Rabu (15/1) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi, Yunus mengatakan ada sekitar 93 KK, yang tinggal di daerah permukiman mulai dari lereng hingga dataran tinggi Gunung Bantahan tersebut.
"Batu besar yang menimpa rumah Tukul nanti kita pecah-pecah dan kita manfaatkan untuk memperbaiki beberapa pondasi jalan yang sempat hancur karena batu yang menggelinding kemarin," tambah Yunus.
Yunus Ketua RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi, Rabu (15/1) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Di sisi lain, Siti Hasanah salah satu warga RT 17 Lingkungan 2 Kelurahan Kaliawi mengatakan bahwa dirinya sudah tinggal di wilayah tersebut dari tahun 1980-an.
ADVERTISEMENT
"Dibilang takut ya takut, tapi ya bagaimana, adanya di sini. Ya kita jaga-jaga ajalah. Kalau udah mulai hujan, ya udah tidurnya nggak nyenyak. Apalagi sudah ada kejadian kemarin, dan batu yang menggelinding kemarin persis di depan itu," kata Siti Hasanah yang letak rumahmya lebih tinggi dari rumah Tukul.
Batu yang menimpa rumah Tukul sedang dipecah-pecah dan nantinya akan dimanfaatkan untuk perbaikan pondasi jalan yang hancur terlindas batu longsoran, Rabu (15/1) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Siti Hasanah hanya bisa pasrah dan berjaga-jaga terhadap kemungkinan yang dapat terjadi mengingat tempat tinggalnya berada di daerah yang rawan longsor. Dan di samping rumah Siti Hasanah masih terdapat batu alam yang cukup besar, disamping batu yang sudah longsor menimpa rumah Tukul Mulyono. (*)