Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pelaku Bawa Anak Bungsu Korban Pembunuhan Sekeluarga ke Lamsel, Jauhi Way Kanan
8 Oktober 2022 20:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Way Kanan - Sebelum terungkapnya kasus pembunuhan satu keluarga di Kampung Marga Jaya, ternyata pelaku telah memindahkan anak bungsu korban ke Lampung Selatan.
ADVERTISEMENT
Unah (panggilan anak bungsu Zainudin), dipindahkan ke Lampung Selatan oleh kakak yang masih satu ayah, Erwin. Awalnya, ia adalah santri pondok pesantren di salah satu pesantren di Way Kanan.
Remaja yang masih SMA ini sekitar bulan lalu dipindahkan oleh Erwin. Belum diketahui tujuannya, tapi pemindahan itu sekitar satu bulan sebelum terungkapnya pembunuhan keluarga Zainudin.
Terungkapnya kasus ini membuat ia syok. Ayah dan ibu kandungnya dibunuh dan dibuang ke septic tank oleh Erwin. Bahkan, Erwin juga memindahkan Unah menjauh dari Way Kanan, yakni Lampung Selatan di rumah kerabatnya.
Pada saat penangkapan pun, Erwin maupun Unah berada di Lampung Selatan. Sedangkan, hanya DW (Anak Erwin) berada di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, terungkap pembunuhan satu keluarga dengan dua kejadian yang berbeda.
Diketahui sebelumnya, Kepala Kampung Marga Jaya, M Yani, mengatakan bahwa Zainudin memang memiliki anak bungsu yang masih hidup.
"Pak Zainudin ini menikah dengan seorang wanita (sebelum Siti Romlah). Pernikahan pertamanya itu lahirlah Wawan (anak pertama) dan Erwinudin (anak kedua)," kata Yani.
"Setelah istri pertamanya meninggal, ia menikah lagi dengan janda tak punya anak, yakni Siti Romlah. Dari pernikahan kedua lahirlah Juwanda dan Unah (panggilan anak bungsu Zainudin)," lanjut Yani.
Keempat anak ini merupakan darah daging dari Zainudin atau semuanya satu ayah. Hanya saja, Wawan dan Erwin beda Ibu dengan Juwanda dan Unah.
Pada saat insiden pembunuhan pertama dan kedua, Unah tak ada di rumahnya. Ia sedang berada di salah satu pondok pesantren. "Dia ini masih SMA sambil mondok," ungkap Yani. (*)
ADVERTISEMENT