news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar di Indonesia Akan Dibangun di Itera

Konten Media Partner
14 Agustus 2020 20:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peletakan batu pertama pembangunan PLTS oleh Rektor Itera, Jumat (14/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Peletakan batu pertama pembangunan PLTS oleh Rektor Itera, Jumat (14/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia dibangun di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Jumat (14/8).
ADVERTISEMENT
Bekerjasama dengan PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Surya Utama Nuansa (SUN) serta PT PLN Persero, PLTS dengan kapasitas 1 MWp dibangun di atas lahan seluas 1 hektare di lingkungan kampus Itera. Proses pembangunannya ditargetkan selesai dalam 5 bulan ke depan, sebagaimana hari ini dilakukan ground breaking atau peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya proses pembangunan PLTS tersebut.
PLTS ini nantinya tidak hanya menjadi sumber energi listrik, melainkan juga sebagai laboratorium riset bagi mahasiswa Itera, serta semua pihak yang terkait yang berkepentingan. Dan setidaknya PLTS ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 15 miliar.
Rektor Itera, Prof. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwa, Indonesia memiliki kekayaan sumber energi terbarukan (renewable) yang belum banyak dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
"Kita punya energi yang sangat besar, yaitu matahari yang diberikan oleh Allah SWT. Nah, dalam konteks PLTS ini kami tidak mengeluarkan sepeserpun, kami menggandeng PT Wika dan PT SUN. Jadi tidak hanya menjadi unit pembangkit listrik tapi juga menjadi unit laboratorium," ujar Rektor.
Ke depan, pada pagi hari Itera akan menggunakan sumber energi listrik yang dihasilkan dari solar sel di PLTS dan kelebihan daripada solar sel tersebut akan jual ke PLN, dengan harga murah.
"Pada malam hari kami menggunakan listrik dari PLN. Dan bagi kami itu lebih baik dari pada mengembangkan dengan sistem baterai, karena komponen baterai tadi lebih dari 40 persen adalah komponen solar sel," jelas Ofyar Z Tamin.
ADVERTISEMENT
Terealisasinya PLTS di Itera tersebut melai serangkaian proses yang cukup panjang, kurang lebih memakan waktu 1 tahun.
Ground breaking pembangunan PLTS on grid di lingkungan kampus Itera, Jumat (13/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
"Tentunya ini semua melalui proses yang panjang, dan Itera saat ini menjadi role model. Ini akan kita kembangkan terus, sehingga nanti kami menjadi satu-satunya kampus yang sudah mandiri terhadap energi listrik. Bukan hanya Itera, tapi juga jadi lab penelitian untuk Sumatera," terang Rektor.
Maket proyek PLTS yang akan dibangun di lingkungan kampus Itera, Jumat (14/8) | Foto: Sidik Aryono/Lampung Geh
Pihaknya menjelaskan, selama 25 tahun ke depan PLTS dipegang oleh PT Wika dan PT SUN. "Dan uang yang selama ini kita bayar ke PLN kita alihkan ke mereka. Setelah 25 tahun akan diserahkan ke kita, dan tetap bisa digunakan oleh mahasiswa untuk penelitian," kata Rektor.
Ke depan, Itera juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT Sampah) yang ditargetkan pada 2022. "Ini sedang dalam proses, bekerjasama dengan Pemkot Bandar Lampung. Dimana Pemkot punya sampah 300 ton, dan itu nanti akan disimpankan, Itera nanti akan punya PLT sampah. Dan ini yang kita gunakan untuk kepentingan mahasiswa nanti, jadi unitnya ada mereka bangun, energinya kita pakai," ungkap Rektor.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Operasi II PT Wijaya Karya, Harum Akhmad Zuhdi mengatakan, Itera adalah universitas yang pertama untuk mendukung renewable energi. "PT Wika sangat bangga ditunjuk untuk mengerjakan projek ini. Cita-cita kita bagaimana renewable energi ini mendapatkan dukungan," ujarnya.
Contoh modul atau panel surya yang nantinya akan dipasang di PLTS yang ada di Itera, Jumat (14/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Dia melanjutkan, bahwa di PT Wika juga memiliki unit bisnis pembangkit listrik surya. Dengan serangkaian proses, maka kita berkolaborasi untuk merealisasikan projek ini. "Kita juga ingin konsepnya ini hybrid. Jadi di siang hari akan kita manfaatkan penuh sinar matahari sebagai sumber energi listrik, dan malamnya baru menggunakan sumber listrik dari PLN. Jadi kita bisa memberikan energi ini subsidi ke PLN, dan malamnya gantian PLN yang mengaliri listrik ke sini. Artinya ada hybrid yang dilaksanakan, sehingga ada efisiensi di sini," terang Harum.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Doni Safrudin selaku Head of Sales and Marketing at PT SUN mengatakan bahwa dalam hal ini pihaknya bertindak sebagai solar developer. "Jadi kita membangun mulai dari desain, instalasi, sampai komisioning. Kemudian kita juga menjamin operasi dan maintenance-nya selama 25 tahun. Dan untuk lahan 1 hektare PLTS di Itera ini kurang lebih akan dipasang 4000 modul atau panel surya," ungkapnya. (*)