Konten Media Partner

Pemprov Lampung Targetkan 90 Persen Jalan Mantap 2028, Mulai 2026 Pakai Beton

3 Oktober 2025 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
Pemprov Lampung Targetkan 90 Persen Jalan Mantap 2028, Mulai 2026 Pakai Beton
Gubernur Lampung menargetkan 90 persen jalan provinsi dalam kondisi mantap pada 2028, serta memastikan mulai 2026 seluruh perbaikan jalan tidak lagi menggunakan aspal, melainkan beton.
Lampung Geh
Jalan rigid beton di ruas jalan Brabasan - Wiralaga Kabupaten Mesuji yang telah di bangun oleh Pemprov Lampung melalui dinas BMBK| Foto : Foto : Dok. BMBK Lampung
zoom-in-whitePerbesar
Jalan rigid beton di ruas jalan Brabasan - Wiralaga Kabupaten Mesuji yang telah di bangun oleh Pemprov Lampung melalui dinas BMBK| Foto : Foto : Dok. BMBK Lampung
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung — Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal menargetkan 90 persen jalan provinsi dalam kondisi mantap pada 2028, serta memastikan mulai 2026 seluruh perbaikan jalan tidak lagi menggunakan aspal, melainkan beton.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Gubernur Mirza saat melakukan inspeksi mendadak di Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung, Kamis (2/10).
“Berdasarkan RPJMD, target jalan mantap kita 94 persen di 2030. Artinya di 2028 harus sekitar 90-an persen. Kami berusaha agar jalan yang diperbaiki tidak cepat rusak. Karena itu kualitas jalan akan ditingkatkan, BMBK mengusulkan memakai rigid beton di seluruh jalan provinsi mulai tahun depan,” ujar Gubernur Mirza.
Ia menyebut, pembangunan infrastruktur tahun depan akan dilakukan secara masif untuk membuka daerah pertumbuhan ekonomi baru, terutama berbasis pertanian.
“Kita akan membangun infrastruktur secara masif, membuka daerah-daerah pertumbuhan ekonomi baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Terkait anggaran, Gubernur Mirza mengatakan, perbaikan jalan akan dibiayai dari APBD, namun Pemprov juga mendorong kontribusi swasta.
ADVERTISEMENT
“Kami mengingatkan perusahaan-perusahaan yang ikut menikmati jalan agar berkontribusi dalam perbaikannya melalui dana CSR,” ujarnya.
Gubernur Mirza menegaskan, kondisi jalan di Lampung sebenarnya lebih baik dibanding citra yang berkembang. Ia menyebut jalan mantap di Lampung sudah 78 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 75 persen.
“Ketika saya cerita ke Menteri PU bahwa jalan di Lampung jelek, ternyata data menunjukkan kita di atas rata-rata nasional. Banyak provinsi lain yang jalan mantapnya di bawah 75 persen, tapi tidak tercitra jelek seperti Lampung,” katanya.
Namun ia mengakui masih ada persoalan jalan rusak. Menurutnya, tiga hal utama yang dibenahi adalah strategi pembangunan, kualitas konstruksi, dan persepsi publik. Strategi pembangunan kini difokuskan ke jalan di kawasan padat penduduk.
ADVERTISEMENT
“Dulu anggaran diarahkan ke jalan perkebunan yang dilalui sedikit orang. Sekarang strateginya kami ubah. Dengan Rp400 miliar, dampaknya bisa dirasakan 2–3 juta orang, bukan hanya 1,5 juta orang,” jelasnya.
Gubernur Mirza menambahkan, kualitas jalan juga akan ditingkatkan karena kendaraan pertanian yang lewat kerap melebihi kapasitas.
“Selama ini jalan provinsi dibangun dengan spesifikasi 20 ton, tapi dilalui kendaraan 50 ton. Kita tidak bisa menutup akses karena akan merugikan petani. Solusinya, kualitas jalan harus ditingkatkan. Mulai 2026, tidak boleh lagi ada jalan aspal di Lampung, semua harus beton,” tegasnya.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal bersama Kepala Dinas BMBK Lampung M. Taufiqullah | Foto : Eka Febriani / Lampung Geh
Sementara itu, Kepala Dinas BMBK Lampung M. Taufiqullah melaporkan hingga awal Oktober, dari 52 paket kegiatan perbaikan jalan, 40 paket sudah mencapai tahap Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima sementara.
ADVERTISEMENT
“Masih ada 12 paket lagi yang sedang dikejar agar selesai dalam dua bulan ke depan. Mudah-mudahan cuaca mendukung,” kata Taufiqullah.
Ia juga menyebut, pembangunan infrastruktur jembatan masih berjalan. Dari 21 paket jembatan, enam di antaranya sudah mencapai tahap PHO.
“Untuk jembatan prosesnya memang lebih lama, apalagi di daerah rawan banjir seperti Kelumbayan. Namun, kami berusaha mempercepat agar masyarakat segera merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat kini mulai merasakan dampak pembangunan, salah satunya rencana pelebaran jalan di kawasan wisata Lempasing–Mutun yang disambut antusias warga. (Cha)