Konten Media Partner

Penghasil Kopi Terbesar ke-2, Gubernur Lampung Tinjau Intercropping Kopi-Lada

29 Mei 2024 23:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Panen Kopi Pekon Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. | Foto : Adpim
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Panen Kopi Pekon Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. | Foto : Adpim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Lampung Barat- Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meninjau lokasi sistem tumpang sari (intercropping) kopi-lada dan panen kopi di Pekon Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat, Rabu (29/5).
ADVERTISEMENT
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan, bahwa inovasi penanaman tumpang sari (intercropping) antara tanaman kopi dan lada ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas dari usaha taninya sehingga menambah pendapatan petani.
"Kopi dan lada menjadi komoditas unggulan Provinsi Lampung. Dengan inovasi ini diharapkan dapat memaksimalkan produksi dan produktivitas kebun sehingga dapat menambah pendapatan petani," ujarnya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Panen Kopi Pekon Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. | Foto : Adpim
Dia menjelaskan, tanaman lada yang digunakan ini menggunakan benih lada sambung melada dengan varietas lada natar I yang dikembangkan oleh Universitas Lampung.
Saat ini umur lada sambung yang telah dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat kurang lebih berumur 1 tahun dan dapat mulai dipanen saat berumur 2 tahun.
"Benih ini tahan terhadap penyakit phytophthora (penyakit busuk pangkal) yang menjadi masalah utama budidaya lada," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan, Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia.
Berdasarkan Data Statistik Perkebunan Provinsi Lampung Tahun 2022 perkebunan kopi di Provinsi Lampung memiliki luas areal sebesar 155.165 ha dan memiliki kapasitas produksi 113.739 ton yang seluruhnya dikelola rakyat.
"Provinsi Lampung telah ditetapkan indikasi geografis Kopi Robusta pada Tahun 2014 dan ada tiga kabupaten terbesar penghasil kopi di Lampung dan yang pertama adalah Lampung Barat sebesar 55.080 ton," kata Arinal
Selain itu, lanjutnya, untuk ekspor kopi Robusta Tahun 2022 Provinsi Lampung m 283.814 Ton mencapai 283.814 ton dengan nilai 536 juta US$.
Gubernur Arinal menyebutkan, terdapat beberapa program utama pembangunan sub sektor perkebunan, dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa program utama pada sektor perkebunan, seperti Kartu Petani Berjaya (KPB), Revitalisasi Lada, meningkatkan Daya Saing Kopi, Kakao dan Komoditas Unggulan Lainnya, serta Mencegah dan Memberantas Peredaran Pupuk Palsu," katanya.
Terakhir, ia berharap pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Lampung dapat terus meningkat, baik produksi dan produktivitasnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan nilai ekspor.
"Yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan dalam rangka mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya," pungkasnya. (Cha/Put)