Perang Dasi, Siswa SMP di Lampung Dikeroyok Kakak Kelas Hingga Mata Kanan Luka

Konten Media Partner
7 Maret 2023 13:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban pengeroyokan Dio Dwi (14) terbaring lemas, mata kanannya terpaksa dipasang pelindung akibat mengalami luka dan harus dioperasi. | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Korban pengeroyokan Dio Dwi (14) terbaring lemas, mata kanannya terpaksa dipasang pelindung akibat mengalami luka dan harus dioperasi. | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Huda di Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan menjadi korban penganiayaan oleh kakak kelasnya. Akibat penganiayaan tersebut, korban bernama Dio Dwi (14) mengalami luka pada bagian mata kanannya hingga harus dioperasi.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (11/2) lalu, saat korban tengah berada di sekolah. Menurut keterangan korban Dio, peristiwa itu berawal di saat jam istirahat sekolah, di mana ia awalnya bermain perang dasi dengan kakak kelasnya.
Korban pengeroyokan Dio Dwi (14) terbaring lemas, mata kanannya terpaksa dipasang pelindung akibat mengalami luka dan harus dioperasi. | Foto : Ist
"Kan pertama perang dasi, terus diajakin satu lawan satu, begitu dia kalah terus pake tangan, lalu saya dikeroyok rame-rame. Saya mengalami luka di mata dan bagian punggung memar-memar," kata korban Dio.
Akibat pengeroyokan itu, korban pun mendapatkan perawatan di rumah sakit dan harus menjalani operasi.
Sementara ayah korban, Waris Purwanto mengatakan, pasca peristiwa penganiayaan itu dirinya sempat berkomunikasi dengan pihak sekolah untuk mencari jalan keluar dari kasus ini dengan cara kekeluargaan namun mediasi itu tidak menemukan titik temu.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas kita kan maunya diselesaikan secara kekeluargaan, cuma pihak sekolahan agak berbelit-belit," kata Waris Purwanto.
Lantaran upaya mediasi itu tidak menemui jalan keluar, pihaknya akhirnya melaporkan peristiwa yang dialami anaknya tersebut ke Polsek Jati Agung, pada Senin (6/3) kemarin.
Sementara itu, pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Huda angkat bicara terkait peristiwa pengeroyokan ini. Pihak sekolah menyatakan bahwa kasus tersebut telah dilakukan mediasi.
Hal itu disampaikan Guru Bimbingan Konseling dan Kesiswaan SMP Al-Huda Tri Samsuri.
"Iya benar, kasus itu sebenarnya sudah dilakukan mediasi baik dari wali murid yang bersangkutan dengan pihak dewan guru," kata Tri Samsuri.
Menurutnya, peristiwa itu berawal pada saat jam istirahat siswa yang di mana awalnya ada permainan perang dasi antara siswa yang terlibat dalam keributan itu.
ADVERTISEMENT
"Kejadian itu terjadi disaat jam istirahat, terjadi olok-olokan (ejekan) hingga akhirnya terjadi perang dasi dan terjadinya perkelahian. Ada upaya pertolongan dari masing-masing siswa ini, namun pada saat akan ditolong malah kelabasan dan akhirnya terjadi perkelahian," ungkapnya.
Ditanya terkait pihak keluarga korban yang melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian, Tri menjelaskan pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.
"Sepenuhnya kami serahkan pada hukum ya. Kami juga bisa terbuka biar bisa menjelaskan dengan sebaik-baiknya dan kita sekolah lembaga pendidikan juga memberikan pelayanan yang terbaik," tandasnya. (Lih)