Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Permintaan Tinggi, Harga Bahan Pokok di Bandar Lampung Naik Jelang Tahun Baru
27 Desember 2024 20:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Menjelang pergantian tahun, harga sejumlah bahan pokok di pasar-pasar tradisional Bandar Lampung mulai mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Hal ini dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Wilson Faishol, mengonfirmasi bahwa kenaikan harga bahan pokok terjadi pada beberapa komoditas utama, termasuk telur ayam, bawang merah, cabai, dan daging ayam.
“Kami melalui UPT terus memantau pergerakan harga di pasar-pasar Bandar Lampung. Memang, ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan karena permintaan yang melonjak selama libur besar seperti Natal dan Tahun Baru,” ujar Wilson, saat dikonfirmasi pada Jum'at (27/12).
Berdasarkan data dari situs resmi Siaga Bahan Pokok milik Pemkot Bandar Lampung, harga bawang merah saat ini mencapai Rp 39 ribu per kilogram, naik sekitar Rp 2 ribu dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kenaikan juga terlihat pada telur ayam yang kini dijual di kisaran Rp 28-29 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp 26 ribu.
“Sudah kami lihat, telur ayam mulai merangkak naik ke Rp 28-29 ribu per kilogram. Kemudian bawang merah dan cabai juga naik sekitar Rp 1-2 ribu per kilogram,” jelas Wilson.
Selain itu, daging ayam juga mencatat kenaikan signifikan. “Harga daging ayam naik sekitar Rp 4 ribu, saat ini berada di kisaran Rp 37 ribu per kilogram,” tambahnya.
Wilson menjelaskan bahwa kenaikan harga bahan pokok tidak hanya dipengaruhi oleh tingginya permintaan, tetapi juga kondisi cuaca buruk yang menghambat distribusi dari daerah penyangga.
“Cuaca buruk juga menjadi salah satu faktor penyebab keterlambatan pengiriman dari Jawa. Akibatnya, stok bahan pokok menipis sementara permintaan di pasar tetap tinggi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hasil pertanian seperti sayuran juga ikut terdampak. Menurut Wilson, pergantian musim di akhir tahun turut memengaruhi produksi dan ketersediaan.
“Kondisi ini dipahami karena terkait musim dan cuaca. Kita semua tahu daerah penyangga sering mengalami keterlambatan pengiriman saat cuaca buruk,” pungkasnya. (Cha/Put)