Konten Media Partner

Pernah Jadi Kapolsek Termuda, Ini Arti Kartini Masa Kini dari Polwan Lampung

21 April 2022 23:08 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung saat melakukan kegiatan disiplin protokol kesehatan di Lampung. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung saat melakukan kegiatan disiplin protokol kesehatan di Lampung. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki.” dikutip dari Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya.
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung yang juga sebagai Ketua Bhayangkari Ranting Teluk Betung Selatan. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung yang juga sebagai Ketua Bhayangkari Ranting Teluk Betung Selatan. | Foto: Ist
Surat-surat yang dituliskan Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan tulisan indah yang mewakili para perempuan Indonesia. Tak hanya di masa lalu, tapi juga masa sekarang.
ADVERTISEMENT
Pahlawan emansipasi wanita Indonesia ini, berani untuk menuntut hak-hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria di segala bidang.
Peringatan Hari Kartini tiap 21 April di Indonesia kerap menyoroti sosok-sosok Kartini Masa Kini. Arti dari Kartini Masa Kini pun beragam. Salah satunya, bagaimana implementasi emansipasi wanita saat ini.
Seperti halnya RA Kartini, sosok Polwan yang berdinas di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Lampung, yang pernah menjadi Kapolsek termuda se-Indonesia.
Yakni, AKP Ade Erma, yang kini memegang amanah sebagai Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung.

Sosok AKP Ade Erma

Polwan yang memiliki darah Bali dan Jawa ini sejak kecil sudah bercita-cita menjadi seorang Polwan. Kedua orang tuanya yang juga seorang aparat kepolisian semakin memotivasi Ade Erma.
AKP Ade Erma, yang mewakil Polwan Polda Lampung dalam acara International Association of Women Police. | Foto: Instagram/adeerma_2009
"Jadi Polwan itu cita-cita kecil karena ibu saya seorang Polwan, Bapak seorang polisi, ingin ikut jejak orang tua," kata Ade saat ditemui Lampung Geh, Kamis (21/4).
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada tahun 2006, Ade lulus dari salah satu SMA di Kediri dan melanjutkan ke Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Perjuangan mempersiapkan menjadi Polwan pun tidak sia-sia.
"Harus ada perjuangan dan ini anugerah karena perjuangan tidak sia sia jadi hasilnya baik," Ungkap wanita kelahiran Pontianak, 13 Mei 1989 ini.

Karir Awal Menjadi Seorang Polwan

Ade Erma lulus dari Akpol tahun 2009 Ananta Hira. Di sinilah, perjuangan membuktikan wanita itu juga manusia yang memiliki hak-hak di tiap bidang kehidupan.
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung. | Foto: Ist
Penempatan pertama Ade di Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai Kepala Unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada tahun 2010-2012.
"Di tahun 2013 saya ditugaskan menjadi Kapolsek Kupang Timur, saat usia 21 tahun," kata Ade Erma.
ADVERTISEMENT
Ade Erma sempat khawatir akan kepercayaan anggota di bawah kepemimpinannya karena ia merupakan seorang wanita. Sedangkan, kita ketahui bahwa aparat kepolisian mayoritas adalah pria.
"Saya juga pengennya menempati posisi di tingkat Kapolsek atau Kepala Satuan, itu sebelum menikah. Alhamdulillah pun terwujud, saya jadi Kasatlantas pertama dan Kapolsek termuda di Indonesia saat itu," kata Ade Erma.
Di sinilah, Ade Erma membuktikan bahwa wanita pun bisa memimpin dengan baik dan menghasilkan kepemimpinan yang baik pula.
Seperti kata RA Kartini, Ade Erma pun turut membuktikan wanita juga manusia yang memiliki kesempatan.
"Sempat ragu, tapi pasti langsung yakin diri sendiri, pasti bisa memimpin dengan baik," katanya.
Alhasil, masa kepempimpinan Ade Erma angka Kriminalitas di wilayah hukum Kupang Timur turun.
ADVERTISEMENT
"Di sini saya bisa membuktikan bahwa wanita juga bisa mendalami di bidang seperti pria," ungkapnya.
Setelah menjadi Kapolsek Kupang Timur, pada tahun 2014, Ade Erma mendapatkan amanah baru menjadi Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Polres Kupang.
Kembali menjadi pimpinan, Ade Erma semakin terus berusaha menunjukkan kelayakannya sebagai seorang pemimpin. Menunjukkan bahwa keahlian seorang pria juga bisa menjadi keahliannya.

Ade Erma Dipersunting Seorang Perwira Polisi

Tahun 2015, Ade Erma dipersunting oleh kekasihnya, yang kini menjabat sebagai Kapolsek Teluk Betung Selatan bernama Kompol Adit Priyanto.
AKP Ade Erma, Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung yang juga sebagai Ketua Bhayangkari Ranting Teluk Betung Selatan, bersama sang suami Kompol Adit Priyanto sebagai Kapolsek Teluk Betung Selatan. | Foto: Ist
Setelah menikah, Ade Erma melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 2015.
Tahun 2017, sang suami dan Ade Erma ditugaskan di daerah Lampung. Saat itu pun ia sedang mengandung anak pertama.
ADVERTISEMENT
"Mulai tugas di Lampung tahun 2017 pertama di Binmas Polda Lampung dalam kondisi hamil anak pertama. Lalu di Humas Polres Tulang Bawang, kemudian di Ditlantas Polda Lampung" ungkapnya.

Menjalani Kehidupan Seorang Polwan Sekaligus Ibu dengan Implementasi Sosok Kartini Masa Kini

ADVERTISEMENT
Semakin ke sini pun, tantangan menjadi seorang wanita yang berstatus sebagai istri dan bekerja sebagai Polwan semakin sulit. Apalagi, keahlian dalam manajemen waktu benar-benar dibutuhkan.
"Saat ini posisinya sebagai ibu jadi harus bisa atur waktu dan apalagi suami juga sebagai Kapolsek," ungkapnya.
Ditambah lagi, wanita yang memiliki hobi renang dan hiking ini memiliki posisi strategis di Ditlantas Polda Lampung.
"Sejak tahun 2021 dapat amanah menjadi Kasi SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Lampung. Sebelumnya, sebagai panit urusan BPKB," terangnya.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi Kasi SIM pun, Ade Erma juga menjadi tim publikasi untuk Ditlantas Polda Lampung di bawah kepemimpinan Direktur Lalu Lintas Kombes Pol Raden Romdhon Natakusuma.
Istri dari seorang perwira polisi angkatan 2007 ini juga pernah menjadi salah satu dari 5 Polwan yang mewakili Polwan Polda Lampung di ajang International Association of Woman Police (IAWP) yang dihadiri perwakilan Polwan di 15 negara.
Bahkan, Ade Erma menjadi perwakilan yang mengenakan baju Adat Lampung di acara yang digelar di Labuhan Bajo, Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Dalam menjalankan perannya sebagai seorang Ibu, Ketua Bhayangkari Ranting Teluk Betung Selatan ini sangat memperhatikan kebutuhan kedua anaknya, yakni, Xavier (5 tahun) dan Almeer (1 tahun).
ADVERTISEMENT
"Kami bagi tugas siapa bisa jenguk anak maka kami yang mengalah. Kita juga ada waktu bersama keluarga di hari Sabtu. Jika keduanya sibuk maka diganti Minggu. Pokoknya seminggu sekali itu wajib quality time sama anak-anak," paparnya.
Menurutnya, Jangan sampai komunikasi itu lepas baik dengan anak-anak maupun dengan suami hanya karena alasan tidak ada waktu.
"Jangan sampai anak kehilangan sosok orang tua," tegasnya.
Meski tidak bisa penuh waktu seperti Ibu yang bekerja di rumah atau Ibu rumah tangga, Ade Erma selalu mempunyai cara untuk tetap menjaga komunikasi dengan keluarga.
"Memang tidak se-full time ibu yang bekerja di rumah. Karena kita harus bagi waktu itu lah akhirnya anak juga mandiri," kata Ade Erma.
ADVERTISEMENT
Untungnya, sejak kecil ia juga diasuh oleh kedua orang tua juga sebagai aparat kepolisian. Dimana, Ade Erma turut mencontoh cara pengasuhan dari keduanya hingga menjadikan ia mandiri.

Mengimplementasikan Sosok Kartini Masa Kini dalam Kehidupan

Di samping peran sebagai seorang Ibu, Ade Erma tetap harus menjalankan tugas sebagai Polwan yang mengabdi kepada masyarakat.
Bukan hal yang mudah, tapi bukan pula hal yang tak mungkin bisa dilakukannya secara maksimal. Wanita mengagumi sosok RA Kartini yang memiliki prinsip hidup yang kuat.
"Dari sosok Raden Ajeng Kartini yang sangat saya sukai, ia seorang yang teguh, berwibawa, punya kemandirian, dan selalu tetap dengan prinsip hidupnya bahwa wanita bukan orang lemah, ia selalu yakin bisa dalam bidang apapun," terang Ade Erma.
ADVERTISEMENT
Poin penting sebagai wanita dari sosok RA Kartini pun ia tunjukkan dalam melakukan pekerjaannya.
"Dan itu saya tunjukkan di sini di pekerjaan. Jadi kita dikasih tugas apa pun, prinsipnya saya pasti bisa handle kerjaan jika saya bisa mengatur waktu," terangnya.
Dari pandangan Ade Erma, untuk saat ini, Kartini masa kini sudah banyak wanita bisa mengembangkan maksud dari emansipasi wanita.
"Dan bisa membuktikan bahwa emansipasi wanita memang penting, dalam artian laki-laki bisa maka wanita juga bisa," ujarnya.
Bahkan, jaman sekarang pun para lelaki juga sudah mulai menyadari bahwa wanita juga memiliki potensi di bidang masing-masing yang juga layak memimpin.
"Dan sekarang pun, mereka meng-iyakan, kalo dulu kan lelaki masih nyinyir ya, kalo sekarang sudah mempercayai misal Jadi pemimpin harus tegas dan punya prinsip hidup," kata Ade Erma.
ADVERTISEMENT

Pesan AKP Ade Erma untuk Para Wanita Indonesia, Khususnya Lampung

Bertapatan dengan Hari Kartini 21 April 2022 ini, Ade Erma turut mengingatkan kepada seluruh wanita di Indonesia untuk terus mengembangkan emansipasi wanita.
"Bukan untuk merendahkan siapa pun, hanya menjalankan sebagai manusia seutuhnya dengan melakukan yang terbaik di bidang keahlian masing-masing," tuturnya.
Dalam menjalankan perannya pun, menurutnya, bukan berarti menuntut berubah menjadi seorang pria yang harus menanggalkan jati diri sebagai wanita.
Seperti dalam Surat kartini kepada Nyonya Abendon tahun Agustus 1900. "Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”.