Perpustakaan Terpanjang Ini, Adanya di Lampung Lho

Konten Media Partner
19 Februari 2019 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Salah satu sudut perpustakaan di UPT Perpustakaan Universitas Malahayati | foto: Latifah Desti Lustikasari/lampunggeh.co.id
Lampunggeh.co.id, Bandar Lampung - Siang masih amat terik ketika reporter Lampung Geh bergerak ke arah barat Kota Bandar Lampung. Tidak menjumpai satupun pengendara ketika mulai memasuki kampus dengan dominasi cat gedung berwarna hijau.
ADVERTISEMENT
"Perpustakaan ada di sebelah kanan, lantai tiga," ujar seorang security yang berjaga dengan amat ramah, pada selasa (19/2).
Semakin menyusuri koridor, suasana kian senyap. Tidak satupun didapati aktivitas mahasiswa di kampus tersebut. Langkah reporter Lampung Geh terhenti pada sebuah ruangan yang didominasi kaca dengan beberapa petugas di balik meja tamu.
Untuk mengakses buku-buku serta fasilitas yang ada di area UPT Perpustakaan Universitas Malahayati, pengunjung baik dari kalangan mahasiswa internal, mahasiswa eksternal, maupun kalangan umum diwajibkan untuk membuat kartu anggota terlebih dahulu.
Tarif pembuatan kartu anggota ini senilai Rp. 20.000,- untuk mahasiswa internal dan Rp. 30.000,- untuk mahasiswa ekternal dan kalangan umum. Secara teknis kartu anggota akan bisa digunakan dalam tiga hari kemudian. Namun anggota yang baru saja mendaftar dapat langsung mengakses perpustakaan.
ADVERTISEMENT
Tas, baik jinjing maupun ransel, berukuran kecil maupun besar, harus dititipkan pada loker yang telah disediakan. Salah satu petugas berulang kali mengingatkan supaya membawa serta barang berharga seperti dompet dan telepon seluler lantaran loker yang tersedia tidak dilengkapi kunci.
Saat pertama kali memasuki ruang perpustakaan kesan tenang, nyaman dan luas akan langsung terpatri di dalam ingatan. Menelusuri satu rak buku ke rak lainnya dengan latar belakang suara kucuran air memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung.
Deretan rak buku yang berbaris rapi dengan dikelilingi oleh sungai buatan | foto: Latifah Desti Lustikasari/lampunggeh.co.id
Rak-rak buku di ruangan perpustakaan, berbaris rapi di tengah ruangan persegi panjang yang sangat luas. Sungai buatan berornamen bebatuan lengkap dengan suara kucuran air mengitarinya.
Beberapa jembatan terpasang untuk pengunjung mengakses rak buku di antara pepohonan palsu yang menjulang. Ruang perpustakaan ini dilengkapi dengan papan informasi kategori buku berdasarkan raknya. Seperti: buku ilmu, kedokteran, ekonomi, filsafat, hukum, psikologi, teknik, sains dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Di area terluar yang bersebelahan dengan sungai buatan dan berbatasan langsung dengan kaca-kaca gedung, berdiri anjungan-anjungan dari Sabang sampai Merauke lengkap dengan ornamen khas rumah adat tiap daerah beserta keterangan nama dan asalnya.
Deretan miniatur rumah adat inilah yang menjadi cikal-bakal penyebutan Perpustakaan Universitas Malahayati sebagai Perpustakaan Terpanjang di Indonesia. Sebab tidak ada perpustakaan lain yang menempatkan miniatur rumah adat di dalamnya.
Salah satu miniatur rumah adat di UPT Perpustakaan Universitas Malahayati | foto: Latifah Desti Lustikasari/lampunggeh.co.id
Pada anjungan ini, dilengkapi fasilitas mesin pendingin, ruangan berkarpet dengan set meja dan kursi berpapan tulis, serupa ruang rapat yang dapat menampung hingga 25 orang.
Pengunjung dapat menggunakan salah satu anjungan untuk acara semacam diskusi, setelah melalui birokrasi dan ijin dari petugas yang berwenang dengan tarif tertentu dan dengan jumlah minimum orang.
ADVERTISEMENT
Di tiap-tiap sisi anjungan ditempatkan seat meja-kursi santai tanpa senderan, sebagai tempat pengunjung membaca buku yang dipilihnya dengan nyaman. Dari kursi ini pengunjung dapat melihat pemandangan landscape daerah kemiling yang hijau berbukit di antara perumahan yang berjejer.
Seat meja kursi di sisi anjungan yang menawarkan pemandangan luar gedung perpustakaan | foto: Latifah Desti Lustikasari/lampunggeh.co.id
Salah satu ujung perpustakaan, tepatnya sebelah kanan dari pintu masuk terdapat semacam ruang VIP dengan fasilitas seat sofa yang jauh lebih nyaman lengkap dengan tempat beribadah umat muslim.
Setelah pengunjung selesai membaca buku, tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya ke rak semula. Cukup dengan menempatkannya pada meja yang ada di tiap sisi jembatan.
Dari segi kenyamanan tempat dan lokasi, UPT Perpustakaan Universitas Malahayati sangat recomended untuk dikunjungi, terlebih tersedia fasilitas WIFI gratis yang dapat diakses siapapun, tidak hanya sebatas mahasiswa internal.
ADVERTISEMENT
Sangat disayangkan, fasilitas ini tidak ditunjang dengan koleksi buku yang lengkap dan beragam. Berdasarkan penelusuran Lampung Geh, kamibkesulitan menemukan rak buku budaya dan buku seputar ilmu komunikasi. Hampir seluruh rak didominasi oleh buku kesehatan dan ilmu kedokteran.
Jika ditelusuri lebih lanjut, papan informasi dan keterangan pada tiap raknya seolah tidak berfungsi. Ini dibuktikan dengan rak bertuliskan Psikologi, namun tetap didominasi dan bercampur dengan buku kedokteran.
Rak buku psikologi yang bercampur dengan buku kedokteran | foto: Latifah Desti Lustikasari/lampunggeh.co.id
Beberapa jam Lampung Geh berada di area perpustakaan, tidak ditemui satupun pengunjung baik dari kalangan mahasiswa internal maupun dari luar. Mungkin karena memang perkuliahan sedang libur semester.
Dihubungi di lokasi lain, Aditya Saputra salah seorang mahasiswa setempat membenarkan perihal sepinya pengunjung perpustakaan kampusnya. "Itu ramainya kalau musim mahasiswa baru saja. Tapi sejauh ini enak banget tempatnya, apalagi kalau lahi gak ada kerjaan di asrama. Enak duduk-duduk di perpustakaan sembari wifi-an."
ADVERTISEMENT
Perpustakaan yang buka dari pukul 10.00-22.00 WIB ini bisa teman-teman jadikan alternatif menggali inspirasi menulis skripsi atau mengerjakan tugas kampus, terlebih untuk teman-teman introvert penyuka tempat tenang untuk berkontemplasi. (*)
Laporan reporter lampunggeh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra