Konten Media Partner

Polisi: Pembunuh Ibu dari Kakak-adik yang Ngadu ke Presiden, Ubah Identitas

29 Juli 2023 18:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku pembunuhan terhadap ibu dari kakak-adik yang ngadu ke Presiden. | Foto: Dok Polres Lampung Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku pembunuhan terhadap ibu dari kakak-adik yang ngadu ke Presiden. | Foto: Dok Polres Lampung Tengah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Lampung Tengah - Polisi mengungkap Rangga Prayoga, pelaku pembunuhan terhadap ibu dari kakak-adik yang mengadu ke Presiden Joko Widodo telah mengubah identitas.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Rangga yang merupakan ayah kandung ARP (11) dan SAN (9) itu ditangkap di Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada Rabu (26/7).
Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya mengatakan pelaku pembunuhan Rangga telah mengubah identitas dan asal usulnya.
Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya. | Foto: Dok Polres Lampung Tengah
Menurutnya, Rangga telah memiliki KTP sebagai warga Kampung Gowok Sentul Sukajaya Curung, Kota Serang Banten.
"Polisi telah berulang kali melakukan penggerebekan terhadap RP, namun setelah pelaku membunuh korban, ia langsung kabur ke Pulau Jawa dan berpindah tempat," katanya.
Lanjut Doffie, setelah tinggal berpindah-pindah di Pulau Jawa, pelaku dikirim oleh perusahaan tempat ia bekerja ke Kalimantan.
"Selama dalam pelariannya, pelaku berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran petugas, pelaku pernah merantau Jakarta selama 3 tahun. Kemudian pada 2018, pelaku dikirim oleh perusahaan tempatnya bekerja, ke Pulau Kalimantan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Doffie menuturkan Tekab 308 terus melakukan pengejaran terhadap pelaku, hingga akhirnya pelaku berhasil diamankan di Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Kami tangkap pelaku berinisial RP ini berkoordinasi dengan Polda Kalimantan Barat dan Polres Kapuas Hulu," ungkapnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHPidana, dengan ancaman seumur hidup atau hukuman mati. (Yul/Put)