Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Potret Pasar Tengah di Bandar Lampung yang Sepi hingga Keluh Kesah Pedagang
12 Juli 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:03 WIB
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Pasar Tengah merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.
Hari pertama PPKM Darurat di Ibukota Provinsi Lampung ini, nampak aktivitas Pasar Tengah menurun drastis. Kini hanya beberapa toko yang masih buka, tapi pembeli sangat jarang dijumpai.
Salah satu pengrajin bingkai yang masih berjualan di lorong king (loking) 2, Weli (55) mengatakan di massa PPKM Darurat ini pembeli nyaris tidak ada. Bahkan, hasil penjualan untuk makan saja cukup sulit.
ADVERTISEMENT
"Kondisi sekarang parah untuk makan saja susah," kata Weli, Senin (12/7).
Menurutnya, ditutupnya aktivitas simpur sangat berpengaruh besar terhadap penjualan bingkai miliknya. Terbukti, jalanan sekitar loking 2 sepi dan hanya sesama penjual yang bernasib sama berkeluyuran.
"Kalau simpur tutup ya sepi orang-orang nggak ada yang beli, siapa yang mau lewat. Mobil-mobil disekat, nggak ada yang bisa lewat, siapa yang mau beli," tuturnya.
Weli sangat berharap jangan biarkan kondisi seperti ini berlangsung terus-menerus. Sebab, Ia pun harus membeli kebutuhan pokok untuk hidup sehari-hari.
"Maunya ya seperti semula, biasa aja, tetap pakai Prokes," harapnya.
Senada dengan Weli, Musna, pedagang aksesoris di loking Pasar Tengah juga sangat berharap kondisi seperti semula. Menurutnya, bagaimana untuk menghidupi anak-anaknya dengan kondisi tanpa suami jika tidak berjualan.
ADVERTISEMENT
Tetapi, sama saja, nasib tak jauh beda dengan Weli. Pembeli pun sangat sepi nyaris tidak ada pembeli juga.
Diketahui sebelumnya, kondisi ini merupakan rangkaian aturan PPKM Darurat. Tapi tidak dipungkiri masih banyak masyarakat yang nampak dirugikan dengan kondisi seperti ini. (*)