Konten Media Partner

Produksi Gabah Turun, Lampung Siapkan Langkah Capai Swasembada Pangan 2027

18 Desember 2024 23:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy | Foto : Dok. Adpim
zoom-in-whitePerbesar
Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy | Foto : Dok. Adpim
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung menegaskan komitmennya untuk mendukung percepatan swasembada pangan nasional menjadi tahun 2027, lebih cepat dua tahun dari target semula.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy, dalam Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Lampung di Balai Keratun, Kompleks Kantor Gubernur Lampung, pada Rabu (18/12).
Fredy memaparkan capaian dan tantangan produksi padi di Lampung selama empat tahun terakhir.
"Produksi padi kita terus meningkat dari tahun 2021 hingga 2024. Luas panen mencapai 489.573 hektare pada 2021, meningkat menjadi 531.616 hektare pada 2024. Namun, dampak kekeringan di bulan Agustus hingga September tahun ini menurunkan produktivitas menjadi 51,37 kuintal per hektare dibandingkan 52,03 kuintal per hektare tahun lalu," ujarnya.
Dari sisi produksi gabah, tahun 2024 menunjukkan penurunan meskipun luas panen meningkat.
"Hingga Desember, produksi gabah mencapai 2.731.226 ton GKG, turun 26.672 ton dibandingkan 2023 yang mencatatkan produksi 2.757.898 ton. Tantangan seperti perubahan iklim, bencana alam, dan alih fungsi lahan memengaruhi capaian ini," tambah Fredy.
ADVERTISEMENT
Fredy mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung menghadapi tantangan signifikan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan, termasuk perubahan iklim, gejolak harga pangan, peningkatan jumlah penduduk, serta aspek distribusi dan pengelolaan lahan.
Untuk mencapai swasembada pangan, target luas tanam pada 2025 ditingkatkan menjadi 1.034.205 hektare, terdiri dari 849.384 hektare lahan reguler dan 184.821 hektare dari optimalisasi lahan serta cetak sawah.
"Ini peningkatan yang signifikan, sekitar 136,14 persen dibandingkan target sebelumnya 623.899 hektare. Kita membutuhkan usaha luar biasa untuk mencapainya," tegas Fredy.
Dia menambahkan, target tersebut hanya dapat diraih melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 1,8 menjadi 2,52.
"Pencapaian IP ini memerlukan penyediaan air sepanjang tahun, perbaikan irigasi, dan pemanfaatan teknologi seperti pompa air, sumur tadah dalam, hingga pembangunan embung," kata Fredy.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung capaian tersebut, pemerintah akan memastikan ketersediaan sarana produksi seperti pupuk, benih berkualitas, dan alat mesin pertanian, baik untuk pra-panen maupun pasca-panen.
Fredy juga menekankan pentingnya pembinaan dan pendampingan bagi petani di lapangan.
"Perlu sinergi dan koordinasi semua pihak untuk mencapai tujuan ini. Rakor ini harus mampu melahirkan gagasan konkret demi mendukung swasembada pangan di Lampung dan Indonesia," ungkapnya.
Ia juga menyoroti penurunan lahan sawah di Lampung, yang menurut data ATR/BPN pada 2024 menyusut dari 361.699 hektare menjadi 337.285 hektare. Penurunan ini menjadi salah satu tantangan besar dalam upaya mendukung swasembada pangan.
Dengan semua upaya tersebut, Fredy berharap Lampung tetap menjadi lumbung pangan nasional yang tangguh meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global dan lokal.
ADVERTISEMENT
"Kita optimis, melalui kolaborasi dan kerja keras, swasembada pangan bisa tercapai tepat waktu," pungkasnya. (Cha/Put)