Program 8 Kartu Sakti Reihana-Aryodhia: Janji Kesejahteraan untuk Bandar Lampung

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung nomor urut 01, Reihana – Aryodhia Febriansyah saat memamerkan 8 kartu sakti program unggulan nya | Foto : Eka Febriani / Lampung Geh

Lampung Geh, Bandar Lampung – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung nomor urut 01, Reihana – Aryodhia Febriansyah SZP, memaparkan delapan program unggulan berbentuk kartu bantuan sosial.

Reihana menyampaikan, program ini dirancang untuk mendukung berbagai kelompok masyarakat di Bandar Lampung jika terpilih dalam Pilkada 2024.

“Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan bantuan yang konkret, bukan sekadar janji-janji tanpa bukti,” ujar Reihana seusai Debat Publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung di Swissbell Hotel, Jumat (15/11).

“Delapan kartu ini merupakan hasil evaluasi kebutuhan masyarakat. Dengan kartu ini, masyarakat mendapatkan kepastian dan manfaat nyata,” tambahnya.

Reihana merinci delapan kartu yang akan diimplementasikan, di antaranya:

1. Kartu Tunjangan Aspirasi Guru dan Dosen – Mendukung kesejahteraan tenaga pendidik.

2. Kartu Bantuan Pekerja Pers – Memberikan perhatian khusus kepada insan pers yang berjasa menyebarkan informasi.

3. Kartu Majelis Taklim Ibu – Mendukung kegiatan keagamaan yang melibatkan ibu-ibu majelis taklim.

4. Kartu Bahagia Ibu – Menyasar kesejahteraan perempuan, khususnya para ibu.

5. Kartu Sembako Keluarga – Memastikan kebutuhan pangan keluarga terpenuhi.

6. Kartu Gizi Anak – Mengatasi masalah gizi buruk di kalangan anak-anak.

7. Kartu Pintar Mahasiswa – Memberikan dukungan pendidikan tinggi melalui bantuan finansial.

8. Kartu Sejahtera Buruh – Meningkatkan kesejahteraan buruh dan pekerja.

Selain delapan kartu unggulan, pasangan ini juga menjanjikan berbagai kebijakan tambahan, seperti:

1. Menambah anggaran Rp 2 miliar per tahun untuk kecamatan dan Rp 1 miliar untuk kelurahan.

2. Kenaikan gaji RT sebesar Rp 1 juta per bulan.

3. Insentif bagi marbot dan imam masjid.

4. Penerapan program keagamaan berbasis hafalan Al-Quran dengan target satu masjid satu hafiz.

Reihana menjelaskan bahwa seluruh program ini akan dibiayai melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tanpa mengandalkan bantuan pemerintah pusat.

“Kami tidak akan mengeklaim bantuan pemerintah pusat sebagai program pribadi. Semua ini murni kebijakan kami,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada janji-janji politik yang sulit diwujudkan.

“Kami tidak hanya berjanji, tetapi memastikan program ini benar-benar berjalan,” pungkasnya. (Cha/Put)