Konten Media Partner

Rumah Dokter Swoning di Lampung Timur Dikunjungi Disparpora, Jadi Cagar Budaya?

15 Januari 2023 17:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Dokter Swoning yang berada di Desa Pasar Sukadana, Lampung Timur dikunjungi DIsparpora | Foto: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Dokter Swoning yang berada di Desa Pasar Sukadana, Lampung Timur dikunjungi DIsparpora | Foto: Ist.
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Timur - Perwakilan dari Dinas Pariwisata Kepemudaan dan olahraga (Disparpora) kunjungi rumah Dokter Swoning yang berada di Desa Pasar Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
ADVERTISEMENT
Kunjungan tersebut dilakukan pada Senin (9/1) lalu, dengan didampingi Reza Hardiansyah salah satu penggiat sejarah sukadana pemilik akun @palagansukodano dan Reza Azis Mukti Ketua Genpi Lamtim 2017-2020.
Kunjungan Disparpora Lampung Timur ini berawal dari postingan instagram @palagansukodano. Saat itu pun, pihak dari keluarga pemilik rumah tersebut sedang gotong royong membersihkan rumah era kolonial itu.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk pengecekan apakah rumah tersebut bisa memenuhi syarat untuk menjadi cagar budaya. Nantinya, dinas berkaitan akan berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).
Rumah Dokter Swoning yang berada di Desa Pasar Sukadana, Lampung Timur dikunjungi DIsparpora | Foto: Ist.
"Kunjungannya Senin (9/1) yang lalu, staf Disparpora Lampung Timur infonya akan segera berkoordinasi dengan TACB Lampung Timur terkait Rumah Dokter Swoning, apakah memenuhi syarat untuk menjadi Cagar Budaya," kata Reza saat dihubungi Lampung Geh, Sabtu (14/1).
ADVERTISEMENT
Selain itu, tim dari kedinasan pun berkoordinasi dengan pihak keluarga terkait hingga penggiat sejarah.
"Waktu itu kami juga mengunjungi Bong atau makam china yang berada di Desa Pasar Sukadana yang kebetulan lokasinya tak jauh dari rumah Dokter Swoning," lanjutnya.
Menurut Reza, rumah Dokter Swoning yang berlokasi di Sukadana itu milik pribadi H. Taufik. Ia merupakan salah satu mantri sekitar tahun 1950-an silam.
Rumah Dokter Swoning yang berada di Desa Pasar Sukadana, Lampung Timur dikunjungi DIsparpora | Foto: Ist.
"Rumah dokter Swoning di Sukadana punya pribadi H Taufik dulu mantri sekitar tahun 1950. Satu angkatan sama kakek saya Muchjin Darmawidjaya," terangnya.
Pada tahun itu, mantri hanya ada dua orang di daerah Sukadana. "Hanya ada 2 mantri di Sukadana, H Taufik sama kakek saya," imbuh Reza.
Di samping itu, Reza berharap sejumlah kisah masa lampau berikut peninggalan-peninggalannya tetap diketahui oleh para penerus. Terkhusus, masyarakat yang ada di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
"Jika kita tak pernah explore maka lambat laun story ini tergerus waktu dan menghilang," katanya.
Sebagai penggiat sejarah Sukadana, Reza juga berharap kepada pemerintah setempat untuk memberikan perhatian lebih terhadap aset-aset masa lampau.
"Saya berharap, Pemerintah Lampung Timur untuk lebih memberi perhatian terhadap aset budaya dan sejarah yang ada di Lampung timur khususnya Sukadana," pungkasnya. (*)