Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Satwa Burung di Lampung Terancam, Upaya Perlindungan dengan Edukasi Sejak Dini
24 Februari 2025 22:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Perburuan liar dan penyelundupan satwa burung di Lampung semakin mengkhawatirkan, Dinas Kehutanan berkolaborasi dengan beberapa pihak terkait gelar bakti sosial.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, jumlah burung yang berhasil diamankan dari penyelundupan sejak 2024 hingga Februari 2025 telah mencapai 23.000 ekor, dengan 600 di antaranya merupakan jenis yang dilindungi.
Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap satwa liar, salah satunya melalui kegiatan bakti sosial yang digelar oleh Dinas Kehutanan Lampung bersama BAIS TNI, Balai Karantina Lampung, BKSDA, dan NGO FLIGHT di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, pada Senin (24/2).
Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman yang memiliki luas 22 ribu hektare menjadi salah satu lokasi pelepas liaran burung hasil sitaan. Namun, kawasan ini juga rentan terhadap perburuan ilegal dan perambahan hutan.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pembagian perlengkapan sekolah dan alat tulis bagi anak-anak desa hutan sebagai bagian dari edukasi mengenai pentingnya konservasi satwa.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah, mengungkapkan maraknya perburuan burung di kawasan hutan Lampung menjadi salah satu penyebab semakin berkurangnya populasi burung liar.
“Teman-teman dari Balai Karantina telah melakukan operasi di Bakauheni dan berhasil menyelamatkan puluhan ribu burung. Namun, di lapangan kita semakin jarang mendengar kicauan burung. Ini tentu berhubungan dengan maraknya perburuan liar di hutan,” ujar Yanyan.
Menurutnya, salah satu cara efektif untuk mengatasi perburuan adalah melalui edukasi sejak dini kepada anak-anak di sekitar kawasan hutan.
“Kami berharap dengan meningkatkan kepedulian anak-anak, mereka kelak dapat turut menjaga kelestarian satwa liar,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Lampung, Donni Muksydayan Saragih, menyampaikan keterlibatan anak-anak desa hutan dalam kampanye perlindungan satwa dapat menjadi langkah preventif terhadap perburuan liar.
“Kami berharap mereka menjadi duta konservasi yang dapat mengedukasi lingkungan sekitar dan mengurangi perburuan liar, khususnya terhadap burung-burung Sumatra yang jumlahnya semakin berkurang,” kata Donni.
Ia menambahkan jumlah burung yang diamankan dari penyelundupan selama 2024 hingga Februari 2025 menunjukkan tren yang masih tinggi, sehingga diperlukan langkah konkret untuk menekan aktivitas ilegal ini.
Sementara itu, Komandan Satgas Awan BAIS TNI, Letkol Achmad, menegaskan bahwa penyelundupan satwa liar bukan hanya mengancam ekosistem, tetapi juga berdampak pada keamanan nasional.
“Penyelundupan satwa ilegal berpotensi menyebarkan penyakit zoonosis yang berbahaya dan dapat mengganggu ketahanan nasional. Oleh karena itu, kami bersama Balai Karantina, Dinas Kehutanan, serta NGO seperti FLIGHT akan terus bersinergi dalam upaya perlindungan satwa liar,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, upaya pemberantasan perdagangan satwa ilegal perlu dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pencegahan, penindakan hukum, hingga edukasi masyarakat.
Disisi lain, Penasihat NGO FLIGHT, Davina Veronica, menekankan bahwa kesejahteraan masyarakat desa hutan berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan.
“Masyarakat yang sejahtera akan menjadi garda terdepan dalam melindungi hutan. Burung, misalnya, memiliki peran krusial dalam ekosistem, seperti menyebarkan biji tanaman dan mengendalikan populasi hama,” jelasnya.
Ia menambahkan gerakan kepedulian terhadap satwa liar harus dilakukan secara berulang agar kesadaran masyarakat terus tumbuh.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya konservasi dan perlindungan satwa liar di Lampung dan sekitarnya. (Cha/Put)