Konten Media Partner

Seperti di Turki, Sesar Semangko Bisa Picu Gempa Multisegmen di Bandar Lampung

6 Maret 2023 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi | Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi | Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut ada potensi gempa kuat akibat aktivitas multisegmen di Lampung.
ADVERTISEMENT
Potensi aktivitas multisegmen di zona sesar aktif ini juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, aktivitas multisegmen yang berpotensi ada di zona Sesar Cimandiri, Sesar Palu Kuso, Sesar Semangko, dan sesar di Aceh. Untuk Sesar Semangko, berada di Lampung khususnya Kota Bandar Lampung dan Kotaagung, Tanggamus.
"Sesar ini dekat Segmen Kumering Utara, Kumering Selatan, Semangko Barat, dan Semangko Timur mengarah ke barat laut-tenggara dan menerus ke Teluk Semangko," katanya.
Ilustrasi Sesar Semangko di Provinsi Lampung, Kamis (1/7/2021) | Foto: BMKG Lampung
Zona sesar utama Semangko ini, lanjutnya, dekat jalur Sesar Semangko Graben dan Sesar Ujung Kulon yang semuanya merupakan sesar aktif.
"Gempa kuat dapat terjadi dan saling picu di zona tektonik yang aktif dan kompleks seperti di Jalur Sesar Semangko di Selat Sunda ini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Otoritas kegempaan AS (USGS) menyebut sumber dua gempa Turki hingga Suriah dengan skala lebih dari Magnitudo 7, pada awal Februari lalu. Penyebabnya, Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Plate).
Dilanjutkan beberapa jam kemudian dengan patahan lainnya di North Anatolian. Sehingga, ada 3 gempa terjadi dalam waktu hampir bersamaan. Hal juga mengakibatkan daya rusaknya tinggi dalam bencana gempa tersebut.
Gempa bumi di zona tersebut memecahkan seluruh segmennya. Akibatnya, korban jiwa dari dua negara itu menembus angka 50 ribu jiwa.
Menurut Dwikorita, peristiwa itu juga bisa saja terjadi di Indonesia. Agar mewaspadai adanya potensi gempa multisegmen yang sangat mungkin terjadi.
"Semua paparan ini bukan untuk menakuti. Tapi untuk edukasi. Kepala daerah harus memperhatikan tata ruang, building code. Sekolah, rumah sakit harus aman dari gempa," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mendorong penguatan kajian getaran tanah (Ground Motion) sebagai upaya peringatan gempa bumi. Sehingga tata ruang kota juga bisa disiapkan, berikut penegakkan aturan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code.
"Pemda untuk segera mengecek bangunan, konstruksinya apakah sudah tahan gempa. Pupera dan kampus teknik bisa bantu. Kalau ketahuan ada tak tahan gempa, mohon perkuat. Ada teknologinya," ungkapnya. (Ansa)