Serdam: Alat Musik Tiup Mistis dari Lampung yang Hampir Punah Diangkat Jadi Film

Konten Media Partner
13 Juni 2024 22:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembuatan Sardam alat musik yang hampir punah. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan Sardam alat musik yang hampir punah. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - MovieLab, sebuah komunitas film di Lampung, telah memproduksi tiga film pendek, salah satunya adalah Serdam: The Death Whistle, yang sudah tayang sejak Minggu (2/6) lalu.
ADVERTISEMENT
Serdam (Sekhadam dalam Bahasa Lampung Pesisir) adalah alat musik tiup tradisional asal Lampung yang terbuat dari bambu.
Meskipun mirip dengan suling, Serdam memiliki perbedaan pada lubang-lubangnya, terdiri dari empat lubang melodi dan satu lubang tiupan. Cara memainkannya juga berbeda; jika suling umumnya ditiup dari samping, Serdam ditiup dari depan.
Di Lampung, Serdam sering dimainkan oleh seniman dalam acara adat untuk mengiringi muayak (sastra lisan Lampung). Namun, saat ini suara Serdam jarang terdengar di masyarakat.
Menurut Among Juntawi, seorang seniman peniup Serdam asal Lampung Barat, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang tidak tahan mendengar irama syahdu yang dihasilkan alat musik ini.
Irama yang dihasilkan sangat indah, namun terkadang terdengar pilu, tergantung suasana hati musisi yang memainkannya. Selain itu, proses pembuatan Serdam yang unik dan mistis juga menjadi faktor.
ADVERTISEMENT
Serdam yang dibuat secara konvensional oleh para ahli, terutama di Lampung Barat dan Pesisir, biasanya melalui beberapa langkah ritual. Pertama memilih bambu. Bambu yang dipilih adalah bambu jenis Tamiang dengan ketebalan dan panjang yang cukup.
Kedua, menghanyutkan bambu di sungai. Setelah dipotong, ruas-ruas bambu dialirkan ke sungai yang bermuara ke laut.
Ketiga, membuat lubang melodi dan tiupan. Setelah bambu terbaik terpilih, proses pembuatan lubang melodi pentatonis dilakukan.
Setelah selesai, Serdam dikeringkan dengan cara ditancapkan di kuburan bujang atau gadis yang meninggal secara tidak wajar. Hal ini dipercaya membuat Serdam menjadi perantara bagi arwah-arwah tersebut untuk menyampaikan rasa sedih dan keinginan mereka yang belum tercapai karena meninggal di usia muda.
ADVERTISEMENT
Proses ini dipercaya menghasilkan irama yang menyayat, karena membawa muatan emosi dari proses pembuatannya, sehingga irama Serdam dapat membuat pendengarnya merefleksikan kehidupan mereka.
Kisah tentang pembuatan Serdam ini bisa disaksikan dalam film Serdam: The Death Whistle, film asli Lampung yang kini tayang di Bioskop Online (www.bioskoponline.com). Hanya dengan Rp 7.000, Anda bisa mengetahui lebih dalam tentang Serdam dan kegelisahan para pembuatnya.
Informasi terbaru mengenai film ini dapat diikuti melalui akun media sosial resmi @movielab_official. Jangan tunggu lagi, tonton sekarang! (Red/Put)