news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sering Dianggap Hama, Ternyata Musang Hewan yang Sangat Lucu Loh!

Konten Media Partner
21 Juli 2019 23:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musang bulan saat dimainkan oleh majikkannya pada gathering MALAM di Lapangan PKOR, Way Halim, Minggu (21/7) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Musang bulan saat dimainkan oleh majikkannya pada gathering MALAM di Lapangan PKOR, Way Halim, Minggu (21/7) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Seringnya dianggap sebagai hama terutama bagi masyarakat yang hidup di perkebunan, saat ini membuat musang semakin menipis populasinya.
ADVERTISEMENT
Hewan yang biasa disebut luwak ini juga sering digunakan para penggiat kopi untuk menciptakan kopi luwak.
Meski demikian, saat ini sudah ada para komunitas pecinta musang yang siap menangani dan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa musang itu bukan hewan yang berbahaya.
Gito Nugroho, selaku Ketua Musang Lovers Lampung (MALAM) Regional Bandar Lampung, ini mengatakan berdirinya komunitas sejak 22 Juni 2012 lantaran merasa prihatin bahwa musang dibunuh secara liar.
"Ini berawal dari keprihatinan kita terhadap hewan jenis musang ini. Karena hewan ini diburu oleh masyarakat, banyak juga masyarakat yang belum tahu biasa di daerah kabupaten ini melakukan pemburuan untuk dijadikan lauk," katanya saat ditemui Lampung Geh saat gathering MALAM di Lapangan PKOR, Way Halim, Minggu (21/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, musang ini bukanlah sebagai hama, melainkan hewan yang dapat dipelihara bagaikan anjing maupun kucing.
"Melalui komunitas ini juga untuk mengubah pemikiran masyarakat terhadap musang itu sendiri, karena musang ini bukan hewan yang harus dimusnahkan dan ditakuti," tuturnya.
Komunitas MALAM ini sudah memiliki beberapa cabang di Lampung, di antaranya MALAM Regional Bandar Lampung, MALAM Regional Lampung Selatan, dan MALAM Regional Metro.
"Untuk di Bandar Lampung, anggota yang terhitung aktif itu ada 30 orang," ujar pria tersebut.
Ada beberapa jenis musang yang mudah untuk dipelihara, seperti musang pandan, musang akar, dan musang bulan. Namun, yang banyak populasinya yaitu musang pandan lantaran hidupnya tidak hanya di hutan belantara, melainkan bisa hidup di perumahan masyarakat.
Musang pandan saat dimainkan oleh majikkannya pada gathering MALAM di Lapangan PKOR, Way Halim, Minggu (21/7) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
Maka dari itu, komunitas ini sangat menentang dengan adanya pemburuan musang. Biasanya dirinya menggunakan cara breading (kembang biakkan) untuk mencari bayi musang agar bisa dipelihara.
ADVERTISEMENT
"Memang kita juga ada yang dapat dari hasil pemburuan, tapi itu juga tetap kita beri edukasi ke pemburunya untuk jangan membunuh musang. Apabila sudah terlanjur dan ada anaknya itu kasih ke kami aja supaya kami rescue," terangnya.
"Ketika sudah dewasa kita breading, kalau sudah melahirkan kita kasih ke anggota kita. Ketika sudah bisa hidup liar itu kita lepas liarkan," imbuhnya.
Gito menjelaskan, bahwa memelihara musang itu sangatlah mudah, karena musang hanya memakan buah-buahan dan diberi asupan protein dari daging ayam yang direbus per minggu.
Ketua MALAM Regional Bandar Lampung, Gito Nugroho (kiri), dan Penasehat MALAM Regional Bandar Lampung, Bambang Hermanto (kanan) saat diwawancarai Lampung Geh, Minggu (21/7) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
"Mandiinnya tiga hari sekali, kalau kondisi musang kotor itu langsung dimandikan atau di lap basah. Yang terpenting juga kandang setiap hari dibersihkan untuk mencegah penyakit," urai dia.
ADVERTISEMENT
Disarankan jika tertarik memelihara hewan ini untuk mengambilnya sejak umur dua bulan ke atas. Itu dimaksudkan agar si musang bisa beradaptasi sehingga jinak oleh majikannya.
"Anak musang bisa dipisahkan dari induknya itu dua bulan keatas. Karena umur segitu dia sudah bisa jalan dan makan buah. Kalau di bawah dua bulan itu masih nyusu ke induknya," kata Gito.
Musang pandan saat dipakaikan harnes untuk dibawa berkeliling bak memelihara anjing atau kucing, Minggu (21/7) | Foto : Dimas Prasetyo/Lampung Geh
Gito juga mengungkapkan cara mengembangbiakan musang itu sendiri memiliki cara-cara khusus.
"Cara breading musang itu pertama kita kenalkan dan dekatkan dulu, kiranya mereka sudah cocok untuk dijodohkan itu bisa kita gabung dalam satu kandang yang besar. Ketika melakukan perkawinan dan sudah ada tanda-tanda dia hamil langsung dipisahkan," beber dia.
Memelihara suatu hewan juga pasti siap akan resiko, sepeti halnya ketika hewan tersebut terkena suatu penyakit.
ADVERTISEMENT
"Kesulitannya kalau musang itu kena penyakit, apalagi yang sering kita alami itu penyakit distemper itu membahayakan dan dapat mematikan musang. Kalau sudah seperti itu kita sarankan langsung ke dokter hewan," terang dia.
Perbedaan jenis setiap musang ini bisa terlihat dari warna bulu dan postur tubuh. Untuk musang bulan itu lebih besar postur badannya, musang akar lebih kecil, dan musang pandan lebih kecil lagi.
"Kalau karakternya, musang pandan itu cenderung lebih aktif, kalau bulan itu lebih kalem, kalau musang akar itu kadang kalem kadang juga lincah," ucap dia.(*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor : M Adita Putra