Konten Media Partner

SMPN 7 Bandar Lampung Raih Juara 3 Nasional Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah

22 November 2021 17:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan penghargaan juara 3 PJAS kepada SMPN 7 Bandar Lampung oleh Kepala BPOM di Bandar Lampung, Senin (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan penghargaan juara 3 PJAS kepada SMPN 7 Bandar Lampung oleh Kepala BPOM di Bandar Lampung, Senin (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - SMP Negeri 7 Bandar Lampung menerima penghargaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), atas diraihnya juara 3 tingkat nasional kategori Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS), Senin (22/11).
Kepala BPOM di Bandar Lampung Sukriadi Darma saat diwawancarai awak media, Senin (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPOM di Bandar Lampung Sukriadi Darma saat diwawancarai awak media, Senin (22/11) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
SMPN 7 Bandar Lampung meraih juara 3 tingkat nasional PJAS, sedangkan yang mendapat juara 1 adalah MTSN 1 Makasar, dan juara 2 SMPN 1 Bangka Tengah. Penyerahan penghargaan diberikan langsung oleh Kepala BPOM Bandar Lampung kepada Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota setempat.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung Eka Afriana mengatakan, capaian tersebut sebagai upaya yang dilakukan oleh SMPN 7 untuk menjadi sekolah terbaik salah satunya dengan melakukan pengawasan jajanan anak usia sekolah.
"PJAS merupakan salah satu elemen penting yang berperan penting bagi keamanan jajanan anak sekolah. SMP 7 sudah melakukan beberapa program yang mendukung untuk mewujudkan PJAS, agar pangan jajanan anak sejak di produksi dan dikonsumsi tetap terjamin," ujarnya.
Eka menjelaskan, tujuan dari program PJAS merupakan gerakan masyarakat untuk senantiasa hidup sehat, khususnya murid-murid dan guru. "Saya minta kepada sekolah lainnya untuk memperhatikan PJAS di sekolah, ini bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi para guru dan murid-murid yang ada di sekolah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Minuman (BBPOM) di Bandar Lampung, Sukriadi Darma mengatakan, Program PJAS adalah program yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia. "Kami bersinergi dengan pemerintah kota dan pemerintah kabupaten," ujarnya.
"Saya informasikan, peran BBPOM di seluruh Indonesia, tipikalnya sama dan tidak memiliki perbedaan. Jadi, apabila ada sekolah atau daerah yang berturut-turut mendapatkan penghargaan PJAS dari BBPOM itu yang bagus pasti sekolahnya dan pemkot atau pemkabnya," lanjutnya.
Dia mengungkapkan, penghargaan yang diberikan oleh BPOM ke SMPN 7 Bandar Lampung merupakan usaha dari sekolah dan pemerintah kota yang berperan aktif dalam mewujudkan PJAS. "SMPN 7 Bandar Lampung berperan aktif dalam PJAS. Kami ucapkan terima kasih kepada program-program jajanan pangan dari SMPN 7 dan Pemkot yang sudah berperan aktif dalam menciptakan jajanan pangan yang aman bagi anak sekolah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Koordinator Pokja Pangan SMPN 7 Bandar Lampung Toni Priguna mengatakan, untuk mewujudkan PJAS pihaknya menyediakan beberapa program untuk mengawasi jajan dan pangan yang beredar di lingkungan sekolah. "Kita juga ada program yang sudah berjalan kita teruskan, seperti kampanye melalui medsos merupakan program unggulan di masa pandemi, itu selalu ada," ujarnya.
Menurutnya, program tersebut merupakan salah satu upaya yang ditujukan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. "Kita juga mengawasi terkait masalah makanan dan pengecekan expired date di warung yang berjualan di sekeliling sekolah," ungkapnya.
Dia menjelaskan, sejak tahun 2017, SMPN 7 sudah ada yang Kelompok Kerja (Pokja) yang mengawasi pangan dan jajanan di sekitar sekolah.
"Kita dari 2017 sudah ada pokja, guru juga mendapatkan tugas tambahan sebagai koordinator pokja, semua guru terlibat termasuk siswa terutama mereka yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)," pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT