Konten Media Partner

Tanpa Jalan Layak, Warga Pesisir Barat Tandu Kepala Desa Sakit Sejauh 12 KM

19 April 2025 15:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
W arga Pekon Bandar Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat bergotong royong menandu Kepala Desa (Peratin), yang sedang sakit menuju fasilitas kesehatan | Foto : Tangkap layar video
zoom-in-whitePerbesar
W arga Pekon Bandar Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat bergotong royong menandu Kepala Desa (Peratin), yang sedang sakit menuju fasilitas kesehatan | Foto : Tangkap layar video
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Pesisir Barat – Sejumlah warga Pekon Bandar Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, bergotong royong menandu Kepala Desa (Peratin) mereka, Rudi Meilano, yang sedang sakit parah menuju fasilitas kesehatan terdekat.
ADVERTISEMENT
Aksi ini dilakukan lantaran desa tersebut tidak memiliki akses jalan yang memadai untuk dapat dilalui kendaraan bermotor.
Berdasarkan video yang diterima Lampung Geh, terlihat warga secara bergantian menandu Rudi Meilano menggunakan tandu darurat berbahan bambu dan kain sarung sejauh lebih dari 12 kilometer.
Perjalanan dimulai dari Pekon Bandar Dalam dan melintasi Pekon Sumber Rejo, menyusuri jalur hutan, medan berlumpur, garis pantai, hingga menyeberangi sungai besar untuk mencapai UPTD Puskesmas Bangkunat.
W arga Pekon Bandar Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat bergotong royong menandu Kepala Desa (Peratin), yang sedang sakit menuju fasilitas kesehatan | Foto : Tangkap layar video
Peratin Pekon Way Haru, Dian Setiawan, membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa evakuasi dilakukan karena kondisi kesehatan Rudi Meilano yang mendesak penanganan medis.
“Perjalanan membutuhkan waktu tiga sampai empat jam. Medannya sangat berat, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki,” ujar Dian saat dikonfirmasi pada Jum'at (18/4).
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, warga melakukan evakuasi secara bergantian dan penuh kehati-hatian karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Jarak dari Bandar Dalam ke Puskesmas Bangkunat sekitar 12 kilometer. Jalurnya melalui hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), menyeberangi sungai, bahkan melewati ombak pantai,” lanjutnya.
Dian juga menyampaikan, kejadian semacam ini bukan yang pertama kali terjadi, terutama ketika ada warga yang sakit dan harus dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit di luar wilayah terpencil tersebut.
“Kita sangat berharap peristiwa ini membuka mata semua pihak akan pentingnya pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil. Karena empat pekon yang terisolasi yakni Bandar Dalam, Way Tiyas, Siring Gading, dan Way Haru ini sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah,” kata Dian.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan, keterisolasian wilayah berdampak langsung pada keterlambatan pelayanan kesehatan dan keadaan darurat lainnya.
“Kalau ada akses jalan yang layak, proses rujukan bisa cepat. Ini sangat penting untuk keselamatan masyarakat. Kita tidak ingin kejadian seperti ini terus berulang,” ujarnya.
Diketahui, Kecamatan Bengkunat, terdapat empat pekon yang masuk kategori desa 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terpencil), yakni Way Haru, Bandar Dalam, Way Tiyas, dan Siring Gading. (Cha)