Konten Media Partner

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Mendapati Sungai di Lampung Tercemar Mikroplastik

26 April 2022 18:52 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengambilan sampel air sungai di Lampung oleh Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Selasa (26/4) | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Pengambilan sampel air sungai di Lampung oleh Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Selasa (26/4) | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mendapati sejumlah sungai yang ada di Provinsi Lampung tercemar mikroplastik, Selasa (26/4).
Prigi Arisandi saat pemaparan hasil penelitian sejumlah sungai di Lampung, Senin (25/4) | Foto : Sidik Aryono /Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Prigi Arisandi saat pemaparan hasil penelitian sejumlah sungai di Lampung, Senin (25/4) | Foto : Sidik Aryono /Lampung Geh
Ekspedisi Sungai Nusantara adalah perjalanan mengunjungi sungai-sungai di Indonesia yang merupakan kolaborasi antara peneliti, jurnalis, dan komunitas untuk memeriksa kesehatan sungai di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Adapun tim Ekspedisi Sungai Nusantara, yakni Prigi Arisandi dan Amiruddin Mutaqqin. Mereka mengendarai sepeda motor, mereka akan mendatangi 68 sungai, mulai dari Sumatera hingga Papua. Ekspedisi ini mengajak masyarakat untuk menjaga sungai, menegaskan peran negara untuk memelihara dan memulihkan sungai-sungai di Indonesia.
Di Lampung, ada 4 sungai yang yang dieksplorasi yaitu, Way Seputih, Way Sekampung, Way Kuripan dan Way Belau. "Ternyata sungai di Provinsi Lampung ini sudah tercemar, mulai dari mikroplastik, klorin, phospat dan logam berat," ujar Prigi.
Prigi mengatakan dalam eksplorasinya mendapati sungai menjadi tempat sampah, yaitu Way Seputih dan Way Sekampung. Hal ini cukup memprihatinkan dimana aset strategis nasional menjadi tempat sampah yang sudah mengandung kadar phospat tinggi dan mikroplastik.
ADVERTISEMENT
"Ini ada miss dari pemerintah kabupaten/kota dalam menajemen pengelolaan sampah. Dalam hal ini bupati atau wali kota tidak memberikan fasilitas infrastruktur pengelolaan sampah sehingga masyarakat membuang sampah ke sungai," jelasnya.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara juga menemukan sampah plastik dari 5 brand terbesar yang terbanyak yaitu Wings, Indofood, Unilever, Mayora, dan Santos. Sampah-sampah plastik ini terfregmentasi menjadi mikroplastik yang mencemari air sungai, dimana setiap 100 liter air terdapat 15-80 mikroplastik.
"Ini sangat berbahaya karena airnya digunakan untuk PDAM hingga sumber perikanan. Jangan lupa, mikroplastik itu akan menyerap unsur seperti logam berat masuk ke tubuh kita dan akan mengganggu hormon kita, karena mikroplastik ini adalah senyawa penganggu hormon," ungkap Prigi.
"Jika pemerintah membiarkan hal ini, maka pada saatnya mikroplastik akan meracuni masyarakat di Lampung," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia ada 75 kota dan kabupaten yang memiliki regulasi pengurangan plastik sekali pakai, seperti di Bali, Balikpapan, Gresik hingga Surabaya. Di daerah tersebut terdapat aturan untuk mengurangi penggunaan tas kresek, sedotan, dan botol. "Lampung juga harus memulai regulasi ini," tegasnya.
Melihat kondisi sungai yang ada, Prigi merekomendasikan munculnya kawasan perlindungan perikanan seperti di Way Sekampung dan Way Seputih. "Karena di Way Seputih dan Way Sekampung ada 60 spesies ikan. Di Jawa, tidak lebih dari 25 spesies, sehingga ada potensi perikanan yang harus diselamatkan di Way Seputih. Kalau dibiarkan pencemarannya, mikroplastik akan menutupi insang sehingga ikan bisa mati, juga mempengaruhi 30 persen pembentukan telur sehingga bisa punah," jelasnya.
Pihaknya juga mengulas balik penelitian di Way Seputih 10 tahun yang lalu. "Ada 30 persen ikan yang hilang, karena tidak ada upaya dari pemerintah, jadi kalau 10 tahun mendatang tidak ada upaya lagi, maka 30 persen lagi spesies ikan yang ada sekarang juga akan hilang," tutupnya. (*)
ADVERTISEMENT