Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Tinjau Bambu Kuning, Wali Kota Bandar Lampung Soroti Kebersihan dan Fasilitas
14 April 2021 13:40 WIB

ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Wali Kota Bandar Lampung meninjau Bambu Kuning Trade Center (BTC), soroti kebersihan dan fasilitas yang tidak berfungsi, Rabu (14/4).
ADVERTISEMENT
Dalam tinjauan perdananya ke BTC, Eva melihat kondisi kebersihan yang kurang diperhatikan, dari lantai hingga dinding pembatas. "Saya minta tolong, hari ini saya lihat, dua hari lagi harus sudah kinclong (bersih), mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa dibenahi," ujar Eva.
Eva juga menyoroti fasilitas BTC seperti eskalator dan juga AC yang tidak berfungsi. Selain itu, Eva juga mengimbau agar pedagang tidak menggunakan badan jalan untuk berjualan, karena hal itu membuat pasar menjadi tidak rapi.
"Fasilitas seperti eskalator harus dibenahi dan difungsikan lagi, begitu juga dengan AC-nya. Ada juga pedagang makan bndan jalan, gimana mau nyaman kalau begini, jadi ayo kita jaga sama-sama," tandas Eva.
Pihaknya juga meminta semua yang ada di pasar khususnya BTC ikut menjaga kenyamanan dan kebersihan pasar. "Kebersihannya juga tadi kita soroti, bukan hanya pemerintah saja, tapi juga semua, baik pedagang dan juga pengelola, supaya nyaman untuk semua," pintanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Eva, BTC juga merupakan salah satu pasar yang menjadi wajahnya Kota Bandar Lampung, sehingga pengelolaannya harus ditingkatkan. "Kalau pemerintah sudah maksimal, tapi pemilik dan pedagang tidak ada gerakan, sama saja bohong. Bambu kuning ini salah satu wajahnya Bandar Lampung, kalau BTC bagus inshaa Alloh bisa jadi sampel buat pasar yang lain," pungkas Eva.
Sementara itu, Anang Abraham selaku pengelola BTC mengatakan bahwa fasilitas seperti AC dan Eskalator sudah lama tidak berfungsi lantaran terkendala pembayaran.
"Jadi kita imbau pedagang mau membayar sesuai komitmen yang ditetapkan. Karena listriknya saja sebulan cukup besar yakni R p100 juta," katanya.
Dan untuk menghidupkan kembali fasilitas seperti AC daneskalator, menurutnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
"Kalau untuk kebersihannya kita lakukan dalam dua hari bisa, tapi kalau menghidupkan AC dan eksalator itu butuh waktu sebulan, kita lihat karena listriknya masih bermasalah," ujarnya. (*)
ADVERTISEMENT