Konten Media Partner

Translokasi dan Pelepasliaran Satwa Liar di TNBBS Lampung

31 Juli 2024 16:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Translokasi dan pelepasliaran satwa di Resort Balik Bukit, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Translokasi dan pelepasliaran satwa di Resort Balik Bukit, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, dan juga mitra kerja Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) menggelar program translokasi dan pelepasliaran satwa di Resort Balik Bukit, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, Sabtu (27/7).
ADVERTISEMENT
Adapun yang dilepasliarkan, yaitu empat individu Kukang Sumatera (Nycticebus coucang), empat individu beruk (Macaca nemestrina), dan dua puluh individu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Kegiatan ini dilakukan merupakan salah satu inisiatif berkelanjutan untuk mendukung keanekaragaman hayati dan konservasi satwa liar di Indonesia.
Translokasi dan pelepasliaran satwa di Resort Balik Bukit, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. | Foto: Ist
Karmele Llano Sanchez, selaku Ketua Program YIARI menjelaskan sebelum dilepasliarkan, satwa-satwa telah menjalani proses rehabilitasi intensif di pusat rehabilitasi YIARI yang memiliki perjanjian kerja sama dengan BKSDA Jawa Barat.
"Mereka dipersiapkan kembali ke alam setelah beberapa di antaranya diserahkan oleh masyarakat Jawa Barat, disita dari aktivitas perdagangan ilegal oleh pihak kepolisian (Polda Metro Jaya), atau ditemukan terlibat dalam konflik di sekitar area rehabilitasi. Proses rehabilitasi meliputi penilaian mendalam terhadap kesehatan fisik dan perilaku, memastikan mereka siap beradaptasi dengan lingkungan aslinya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pentingnya translokasi dan pelepasliaran terletak pada perannya dalam memulihkan populasi satwa di habitat asli mereka, mengurangi konflik antara manusia dan satwa, serta mendukung pemulihan ekosistem yang terganggu.
Translokasi dan pelepasliaran satwa di Resort Balik Bukit, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. | Foto: Ist
Selain membantu memastikan kelangsungan hidup satwa-satwa di alam liar, kegiatan ini menegaskan komitmen bersama dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia untuk generasi mendatang.
Dipilihnya Resort Balik Bukit di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sebagai lokasi pelepasliaran, karena area ini menawarkan berbagai tipe habitat, mulai dari hutan sekunder hingga tepi hutan dan perkebunan yang mendukung kehidupan Kukang, Monyet, Ekor Panjang, dan Beruk.
Faktor lainnya, pemilihan lokasi pelepasliaran adalah ketersediaan pakan alami yang melimpah, seperti tumbuhan, serangga, reptil, dan burung kecil.
Karmele Llano Sanchez juga menekankan, pentingnya keterlibatan banyak pihak untuk memastikan satwa liar dapat dilindungi dan dilepasliarkan dengan aman.
ADVERTISEMENT
"Pentingnya komitmen masyarakat untuk tidak memelihara satwa liar serta perlunya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam melindungi dan merehabilitasi satwa-satwa tersebut," ujarnya.
Supriatna, selaku Kepala Resort Balik Bukit menuturkan TNBBS diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, sebuah kebanggaan yang tidak dimiliki oleh semua taman nasional.
"TNBBS diakui oleh dunia internasional, menjadikannya bukan hanya milik lokal (pekon) tetapi milik dunia," jelasnya.
Selanjutnya, Imam Arifin selaku Dokter Hewan YIARI menekankan pentingnya menjaga satwa liar di habitat alami mereka untuk memastikan keseimbangan ekosistem yang juga menguntungkan manusia.
"Saya tekankan agar masyarakat tidak memelihara satwa liar karena risiko kesehatan dan dampaknya terhadap ekosistem," pungkasnya. (Put/Ansa)