Konten Media Partner

Unila Kerahkan Tim Hidroteknik Cari Solusi Banjir Bandar Lampung

18 Januari 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Lusmeilia Afriani (Rektor Unila) | Foto : Instagram Lusmeilia Afriani
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Lusmeilia Afriani (Rektor Unila) | Foto : Instagram Lusmeilia Afriani
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung – Universitas Lampung (Unila) mengambil langkah cepat merespons banjir besar yang melanda sejumlah wilayah Bandar Lampung akibat hujan deras pada Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim dari Fakultas Teknik, khususnya peer group Hidroteknik Teknik Sipil, untuk membantu mengatasi dampak banjir.
Tim ini mulai bergerak pada Sabtu, 18 Januari 2025, dengan fokus pada penelusuran awal di lokasi terdampak.
“Tim Hidroteknik Teknik Sipil Unila hari ini akan turun ke lapangan untuk melakukan penelusuran awal. Mereka akan mewawancarai masyarakat terkait kondisi drainase dan aliran air, serta melakukan analisis teknis,” ujar Prof. Lusmeilia pada Sabtu (18/1).
Ia menambahkan, hasil temuan tim akan dibahas dalam rapat internal pada Senin, 20 Januari 2025, untuk merumuskan masukan kepada Wali Kota Bandar Lampung.
“Kami berkomitmen untuk memberikan rekomendasi yang solutif berdasarkan kajian akademis,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain mengirimkan tim teknis, Unila juga memprioritaskan bantuan kepada mahasiswa yang terdampak banjir.
“Kami sudah mendata mahasiswa yang menjadi korban dan akan memastikan bantuan sampai kepada mereka. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unila, Dr. Ahmad Herison, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
“LPPM siap membiayai program ini sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Dr. Ahmad juga memaparkan analisis awal penyebab banjir, yang meliputi curah hujan tinggi, sedimentasi, tumpukan sampah, tata guna lahan yang kurang baik, dan kapasitas drainase serta sungai yang tidak memadai.
“Faktor-faktor ini saling terkait dan memerlukan pengaturan yang terintegrasi untuk diatasi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai solusi jangka pendek, tim merekomendasikan normalisasi drainase dan sungai, pembangunan tanggul, serta penggunaan pompa dan bak penampungan air.
“Membersihkan drainase dari sampah dan memperbaiki aliran sungai menjadi langkah awal yang penting,” ujarnya.
Untuk solusi jangka panjang, ia menyarankan pembangunan kanal banjir di daerah seperti Way Lunik dan Kota Karang, rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), serta penerapan tata guna lahan berkelanjutan.
“Kami juga mendorong pengembangan sistem peringatan dini agar masyarakat dapat bersiap sebelum banjir terjadi,” tambahnya.
Dr. Ahmad menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya mitigasi banjir.
“Kerja sama masyarakat sangat diperlukan, termasuk edukasi tentang kebersihan drainase dan penghijauan kawasan rawan banjir,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa penerapan teknologi, seperti sistem pemantauan banjir, dapat mengurangi dampak di masa depan.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama masyarakat dan penerapan teknologi, seperti sistem pemantauan banjir, sangat penting untuk mengurangi dampak banjir di depannya,” pungkasnya. (Cha/Put)