Konten Media Partner

Unila Tolak Rocky Gerung, Pengamat: Dia Sosok yang Kritis dan Susah 'Kompromi'

15 September 2023 14:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akademisi UBL, Rifandy Ritonga (kiri pembaca) dan Rocky Gerung (kanan pembaca). | Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Akademisi UBL, Rifandy Ritonga (kiri pembaca) dan Rocky Gerung (kanan pembaca). | Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Penolakan Rocky Gerung masih menjadi sorotan publik, apa lagi penolakan berasal dari kampus negeri, yakni Universitas Lampung (Unila).
ADVERTISEMENT
Diketahui, diskusi publik BEM FEB Unila hampir batal karena petinggi universitas tak menyetujui Rocky Gerung ke kampus. Sehingga, diskusi digelar di luar kampus, di GSG Pahoman, Kota Bandar Lampung, Kamis (14/9) kemarin.
Menanggapi peristiwa ini, Pengamat dan juga Akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL), Rifandy Ritonga mengatakan, penolakan tersebut bisa dikarenakan sosok Rocky Gerung yang sangat dikenal kritis dan tajam.
Namun ia turut heran karena kehadiran Rocky Gerung di kampus ternyata bisa membuat khawatir sejumlah pihak.
"Hal yang paling ditakutkan pada sosok Bung Rocky Gerung adalah konstruksi berfikir yang kritis dan tajam pada suatu peristiwa dan isu," kata Rifandy saat dihubungi Lampung Geh, Jumat (15/9).
"(Rocky Gerung) dia sosok yang kalau berbicara tanpa aling-aling (menutupi) dan susah kompromi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kompromi yang dimaksud dalam hal menyampaikan pendapatnya. Rocky Gerung dianggap cenderung menyampaikan secara jujur apa yang ada di pikirannya sendiri tentang objek kritiknya.
Alih-alih ditolak atau dihindari oleh sebagian pihak menurut Rifandy, sosok seperti Rocky Gerung ini harus diperbanyak di Indonesia, khususnya Lampung.
"Wajib ada (sosok Rocky Gerung), kalau perlu kita lahirkan Rocky-Rocky lain," ungkap Akademisi UBL ini.
Rifandy menambahkan, jika Rocky Gerung merupakan sosok yang unik, dia bisa menunjukkan warna yang lain dalam agumentasi tentang negara ini.
"Ya walaupun kadang dari kita ada yang tidak terima atau tak paham diksi yang dia pakai dalam setiap argumen, itu hal wajar dalam negara demokrasi, tapi hal tersebut menarik," jelas Rifandy yang juga sebagai Sekretaris DPD Ikatan Advokat Indonesia Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
Diberitakan sebelumnya, diskusi yang diadakan BEM FEB Unila terancam gagal karena pihak kampus menolak Rocky Gerung.
Ketua BEM FEB Unila, Muhammad Reza Pratama menyebutkan, jika alasan kampus menolak karena Rocky Gerung dianggap memiliki pandangan politik yang berbeda.
Ketua BEM FEB Unila, Muhammad Reza Pratama. | Foto: Ist
"Dari sebulan yang lalu saya sudah mengkomunikasikan dengan Wakil Dekan III, beliau sangat menentang dengan alasan pandangan politik yang berbeda dengan yang lain," kata Reza.
Reza mengaku bingung perbedaan pandangan politik yang dikatakan Wakil Dekan III FEB tersebut. Apa lagi, disampaikan karena permintaan langsung dari Rektor Unila Lusmeilia Afriani.
"Diminta untuk membatalkan kegiatan ini, karena Rocky Gerung memiliki konflik dengan Pak Jokowi," jelasnya. (Ansa/Red)