Konten Media Partner

Walhi Sebut Banjir Bandar Lampung Akibat Alih Fungsi Lahan dan Drainase Buruk

22 April 2025 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Irfan Tri Musri. | Foto: Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Irfan Tri Musri. | Foto: Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung menyampaikan bahwa banjir yang terjadi di Bandar Lampung pada Senin (21/4) disebabkan oleh berbagai persoalan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Irfan Tri Musri, mengatakan banjir tersebut dipicu oleh tidak adanya daerah resapan air.
"Alih fungsi kawasan lindung, daerah resapan air, dan ruang terbuka hijau, ditambah dengan sistem drainase yang buruk serta tata kelola sungai yang tidak memadai, menjadi penyebab utama terjadinya banjir," ujarnya.
Ia juga menyoroti peran pemerintah yang justru memberikan izin terhadap alih fungsi lahan, termasuk kawasan resapan air.
“Jika bicara soal penegakan hukum terkait alih fungsi lahan atau pembangunan, masalahnya bukan karena tidak ada upaya hukum, tapi justru pemerintah sendiri yang melanggengkan praktik tersebut melalui penerbitan izin. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, inilah yang menyebabkan banjir terus terjadi di Kota Bandar Lampung,” jelas Irfan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menilai pemerintah kota belum mampu memberikan solusi konkret terhadap bencana banjir yang terjadi berulang kali.
“Hal ini tidak pernah benar-benar disadari oleh Pemprov maupun Pemkot Bandar Lampung. Banjir terus terjadi, dan pemerintah hanya merespons setelah kejadian," tegasnya.
Irfan juga menekankan penanganan banjir di Bandar Lampung tidak bisa dilakukan secara parsial atau terpisah-pisah.
Menurutnya, pemerintah kota perlu segera bertindak dengan memperluas ruang terbuka hijau serta membangun lebih banyak daerah resapan air.
“Perbaikan sistem drainase di Kota Bandar Lampung, normalisasi sungai, dan yang tak kalah penting adalah perbaikan tata kelola sampah juga harus menjadi prioritas,” pungkasnya. (Put/Dwk)